Mohon tunggu...
Krisna Wahyu Yanuariski
Krisna Wahyu Yanuariski Mohon Tunggu... Jurnalis - Pendongeng

Enthos Antropoi Daimon (Karakter seseorang ialah takdirnya)- Herakleitos Seorang cerpenis di kompasiana, ia juga penulis buku "Fly Away With My Faith", juga seorang Mahasiswa UIN SATU Tulungagung, ia juga jurnalis dan kolumnis di beberapa media. Instagram @krisnawahyuyanuar W.a 081913845095

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Santri dalam Selimut Kegelapan

10 Oktober 2024   22:56 Diperbarui: 10 Oktober 2024   23:01 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketika kembali di kamar ia meihat Marni sudah tidak ada. Ia berkeliling di kamar marni dalam pandanganya, ia penasaran pada buku berwarna merah. Ia kemudian mencoba membuka buku itu. 

Yang ternyata adalah galery album milik marni. *Foto- foto marni menunjukan, bahwa ia dahulu adalah anak seorang kyai.*

Kemudian dibawah album ada sepercik berita dari potongan koran. Yang berjudul "Kyai Pondok Pesantren, memperkosa Santriwati". Dan dalam berita potongan koran tersebut ia membaca ada inisal S. 

Dan pada Album poto bersama keluarganya ia melihat ayahnya yang bernamai Supriyadi. Suara Pintu terbuka, 

Marni masuk kedalam kamar, melihat Santri membuka Albumnya. Ia sontak marah dan mengambil Album tersebut. "Cukup kau saja yang tahu semua ini, aku melarikan diri dari rumah. Setelah melihat kelakuan ayahku seorang pengasuh pondok pesantren seperti itu, dan aku membalas dosa orang yang diperkosa tersebut, menjadi pelacur. 

Jangan tanya lagi apapun ! Selebih ini kau bisa pulang, aku akan mengantarkanmu ke terminal !"
"Maaf marni.. aku tidak sengaja membuka Album itu, kenapa kau tetap menjadi pelacur?"


"Hasrat manusia tiada yang mengerti, dengan aku menjadi seperti ini, aku mengerti bahwa agama tidak mempengaruhi moralitas manusia itu sendiri, kecuali manusia itu mempengaruhinya. Aku melakukan ini bukan untukku, tapi aku kehilangan makna atas diriku.. semua uang yang ku buat ku berikan kepada fakir miskin, jadi janganlah kau mengatakan ini kepada semua orang."


Santri itu hanya mengangguk dan merekapun sarapan pagi, dan pada akhirnya santri tersebut diantarkan marni untuk pulang ke rumahnya. Setelah sampai di terminal terjadi perpisahan antara marni dan santri tersebut. "Maafkan aku, pertemuan kita hanya sesaat, aku harap kau mengambil pelajaran yang kau lakukan" pinta marni.


"Terimakasih, untuk semuanya mar.. aku tidak bisa membalas jasa mu semuanya, aku harap kau tetap dalam kegelapan agar kau bisa melihat cahaya, dan kegelapan adalah kenyataan dalam penderitaan itu sendiri".


"Terimakasih juga, semoga engkau sukses kedepanya".


Mereka berpelukan, eluh mata tak terasa menetes di keduanya. Pertemuan yang singkat mengajarkan makna yang mendalam. Bahwa menjadi manusia adalah menyadari bayang- bayangnya yang dianggap sebagai ketakutan, adalah ketakutan dari keinginan manusia itu sendiri. Bayang- bayang akan selalu ada. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun