Aku lupa untuk menyadari pantangan, bahwasanya di suatu tempat di pinggiran kota ada sebuah kebun kuno yang sudah lama tidak dijamah oleh keberadaan manusia.
Malam itu juga, aku bercerita degan Alice tentang cerita kuno legenda dewa yunani kasih sayang. Armor atau Kupido, dewa yang digambarkan membawa panah, yang biasanya memanahkan kasih sayang ke arah hati setiap manusia.
Konon Dewa Kupido pernah datang ke sini, memberikan rahmat rejeki selalu, menembakan kasih sayang ke penduduk sekitar, karena keajegan penduduk untuk memelihara kucing, tapi ada satu penduduk yang malah membunuhi kucing- kucing penduduk lainya. Yang konon akhirnya, ia kini menjadi penyihir dan pengutuk, entah mengapa penyihir itu membenci para kucing.
Selesai berbicara sangat lama dan bercerita hingga tengah malam, kita memutuskan untuk pulang kembali ke rumah masing- masing. Selasa kita bertemu lagi, di kafe, tapi tidak lama, kita masih penasaran dan ingin mengunjungi kebun tersebut, dalam perjalanan dekat kebun tersebut.
Ketika sedang asyiknya berdua di kebun terlarang itu, tiba- tiba kita berdua melihat seekor kucing, dan kau menyentuhnya dan mengelus bulunya yang tebal. Aku lupa memperingatkanmu bahwasanya tempat itu sakral dan mistik jangan sampai menyentuh hal yang semestinya dilarang.
Kemudian langit berubah bergemuruh, pohon- pohon bergoyang terkena angin, suara tertawa muncul dari langit dengan sebongkah sapu terbang dan sesosok pria berjubah. Ternyata itu adalah penyihir.Â
"Sangat bodoh sekali !!, Hahahaha.. kau telah mengutuk penduduk desa disini, maka tidak akan lama, semuanya akan menjadi kucing, sebab dulu akulah pemilik kucing- kucing itu yang akhirnya disembah penduduk desa disini, karena kucing disini sangat disakralkan karena memiliki mukjizat, misca cadabra !!!".
Erick melihat dunia menjadi kabur, warna- warna menjadi gelap, kemudian tubuhnya mendadak lemas, dan ia pun pingsan. Ketika dalam pingsan itu, Erick melihat Alice menjadi gadis yang cantiknya tiada tara, ia berjalan dan berdansa di kebun itu.Â
Seharian pingsan, Erick bangun, melihat semuanya telah berubah. Kafr Nabl, penduduknya berubah menjadi kucing- kucing yang berkeliaran. Hanya dia yang menjadi manusia.
Erick sadar, bahwa dirinya telah kehilangan Alice, ia mencari didekatnya tidak ada, padahal kejadian itu, ia masih bersamanya. Â Ia menangis, mencari keberadaan Alice, semuanya menjadi kucing, yang hanya mengeong meminta belas kasihan Erick. Kemudian Erick berjalan- jalan berharap ada seseorang manusia, tapi tidak ada sama sekali, ia kini putus asa hanya menuruti jalan dan desa Kafr Nabl. Ia sendirian, murung, badanya tidak terurus, berhari- hari hatinya terlantung mencari keberadaan Alice.
Besoknya sampai di tengah kota, ia murung menatap menara kota. Dan ketika dalam kegalauan dan kerisauanya, tiba- tiba ia mendegar suara Alice dari kejauhan. Tapi setelah sadar hanya ada kucing- kucing yang mengeong meminta makan, ia memelihara dan memberi makan kucing- kucing di dekatnya.