Malam harinya, ketika ayahnya sudah sampai di tempat tersebut, Petra tiba- tiba sadar dengan perlahan dan berkata aku dimana?
Ayahnya menjawab "Tenanglah nak, ayah disini, engkau tergulung ombak, ketika hari minggu dan ini sudah hari selasa, dua hari kata nelayan setempat engkau tak sadarkan diri, hanya mengingau nama seseorang saja."
"Ayah dimana Elena?"
"Elena?, Bukankah dia bersama keluarganya di penginapan?"
"Tidak ayah, ia melarikan diri kemudian bersamaku, sampai menghabiskan waktu di pantai berdua"
"Aku tidak mengerti, yang penting kau selamat.." Ayahnya memeluk petra dengan penuh kasih sayang.
Setelah beberapa hari menginap di rumah tabib, keduanya pulang.
Dalam kepulanganya, nama Elena tidak pernah terdengar lagi. Keluarganya masih mencari dimana keberadaan Elena yang melarikan diri.
Petra hanya tunduk lesu, memalingkan muka dihadapan siapa saja. Segenggam bunga mawar, ia labuhkan di pantai mereka berdua. Petra berdoa "bila kau tak kembali, ampunilah aku poseidon dan ia. Cukup kembalikan cintanya kepadaku" air mata berlinang tanpa sengaja. Sekuntum mawar tergulung ombak dan terhapus.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H