Senja pun datang tanpa permisi, pertanda matahari akan terbenam. Mereka berpamitan untuk kembali ke rumah dan penginapan mereka masing- masing.
Sesampainya di rumah petra, di sambut oleh ayahnya dengan wajah yang serius, entah apa tiba- tiba petir menyambar Petra.Â
"Ayah.. tidak mengapa kan?"
"Sudah beberapa lama kau keluar?, Apakah kau tidak menghormati leluhurmu, hari sabtu ini adalah hari tidak boleh siapapun di laut sampai minggu !, Tapi aku lihat kau sedang asyik berduaan dengan wanita bangsawan itu. Demi Dewa Poseidon, kau akan terkutuk jika terus- menerus disana tanpa mengerti alam bekerja !."
"Sudahlah ayah, mitologi- mitologi itu hanya sebuah cerita dongeng."
"Kembali ke tempat tidurmu !!"
"Baik ayah.."
Petra langsung pergi ke ranjang tidurnya, walaupun pertemuanya dengan Elena tetap terus menghantui pikiranya. Akhirnya dia pun tertidur pulas. Tetapi, dalam tidurnya ia bermimpi, jika di pantai tempat keduanya bertemu, ia melihat Elenea bergandengan tangan dengan sosok pria kekar membawa tongkat. Elena melihatku dan tersenyum. Kemudian Petra langsung bangkit dari mimpinya itu.
"Elena, mau kemana kamu?" Sambil mengingau setengah sadar dari tidurnya.
Jam sudah menunjukan tujuh pagi, tidak terasa peristirahatanya hanya sekejap. Seperti biasanya kali ini Petra mempersiapkan ikan- ikan yang akan dibawa ke pasar untuk di jual, sesampainya di pasar, ia menatanya dengan sempurna, beberapa pembeli sudah mengantri ikan dari Petra. Tanpa sengaja ada pembeli yang menyamar pakai jubah hitam, tiba- tiba mengejutkan Petra.
"Baaa... Kamu kaget ya"