Ia sendiri berwajah linglung, di kamar dan ruangan yang sepi tanpa ada siapapun disana. Yang ada hanya Tuhan semesta alam.
Setelah menjelajahi dunia berwarna itu, ia menemukan fenomena unik, bahwasanya pemuka agama di tempat itu berceramah di kandang babi, para politisi sibuk mencari ayam, intelektual sibuk mewarnai tembok, raja- raja disana menjadi bunglon. Dan pedagang sibuk menjual mulutnya sendiri.
Hanya saja ia disana berdiri tidak bisa kemana- mana. Cuma bayangan yang mengikutinya. Beberapa cuma berjalan tidak jelas, tidak karuan mau kemana.
"Sepertinya ini syurga, dimana aku bebas menertawakan siapapun" kata Michael.
Orang - orang berjalan hanya butuhnya saja tidak jelas arahnya mau kemana, dunia warna warni begitu kabur dan rapuh. Apa yang bisa dipengang dalam imajinasi ini?
Wanita- wanita sibuk menelanjangi dirinya sendiri, berceria kesana kemari. Melihat situasi yang penuh keharmonian. Dalam tanda kutip, apakah imajinasi michael menjadi kenyataan?
Itu adalah pertanyaan semesta yang perlu dijawab keberadaanya. Mengenai beberapa hal yang tidak menjadi penting dalam masyarakat, tapi lupa sisi kemanusiaan paling sederhana.
Apa sengaja beberapa manusia disini memang lupa dengan dirinya. Dan berusaha mencari Tuhan yang asli.
Apa yang berharga?
Apa yang berguna?
Mungkin Iman kita. Apakah iman selalu beriringan dengan kebaikan?