Mohon tunggu...
Krisna Wahyu Yanuariski
Krisna Wahyu Yanuariski Mohon Tunggu... Jurnalis - Pendongeng

Enthos Antropoi Daimon (Karakter seseorang ialah takdirnya)- Herakleitos Seorang cerpenis di kompasiana, ia juga penulis buku "Fly Away With My Faith", juga seorang Mahasiswa UIN SATU Tulungagung, ia juga jurnalis dan kolumnis di beberapa media. Instagram @krisnawahyuyanuar W.a 081913845095

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Aku, Kamu dan Mata Kita

10 Mei 2023   21:18 Diperbarui: 10 Mei 2023   21:30 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mata yang seharusnya bisa merasakan apa yang dirasa, justru kini buta warna menyerang dengan pantulan cahayanya.

Terkadang juga, kau melepas kacamatamu, dan hendak pergi kesuatu tempat, kau bisa berkuasa, saat itu malah kau turun dan menggunalan kedua mata kita. Memberikan sesuatu yang menarik empati, tidak dibimbing, lalu ditinggal pergi. Konon ada hubunganya dengan persaingan beberapa mata? Mata apakah itu?

Aku sungguh bingung dengan keadaanku hari ini, membaca dengan bebas pun aku tidak bisa, bayangkan saja, aku buta tetapi setiap hari dicekokiw oleh buku- buku yang tebal selapis baja. Padahal, kan aku buta !

Aku rindu suara- suara itu, nyanyian burung perci di sawah menyanyikan "mina dzulumati ila nuur" sebuah lagu folkore dari daerah terperosok. Yang membunuh para burung dengan melarang burung betina untuk mencari padi di tempatnya.

Kini aku hanya menunggu kapan kau mengembalikan kedua mataku, wajahku telah usang, aku sibuk bermusafir, kesana- kemari, tuli. Hanya berhalusinasi dan berimajinasi, untuk kedua mata kita, yang selalu menatap kedepan, dan menarik yang selalu menatap keatas, untuk melihat kebumi. 

Disitu aku hidup, tanpa mengerti apapun di kota. Karena aku hanya seorang gadis miskin, yang tak punya apapun kecuali kamu, dan kedua mata kita. Yang aslinya sama- sama seorang teman karib. Tapi dewasa telah melupakanya, candaan kita kink hanyalah sebuah kenangan. Kau tamak, bengis dengan kedua mata kita. Namaku adalah Pertiwi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun