Aku mencoba melihat keadaan sekitarnya, semua masih terlihat biasa saja, hanya cuma semua penumpang terlihat diam tanpa sepatah kata pun, aku coba bertanya di mana tempat ini kepada penumpang sebelahku.
Ia tidak menjawab hanya menggeleng-gelengkan kepala saja. Semakin aneh mengkerutkan dahiku, sesegera aku pergi tanpa menyapa dan permisi.
Sesampainya di luar bandara, aku melihat seperti kota biasa saja tiada yang aneh, cuma aku melihat wajah-wajah penduduknya seperti cuek dan acuh terhadap siapa saja.
"Apakah ini bangkok, tapi bangkok tak seperti ini, biasanya penduduknya ramah- ramah aku lihat di chanel televisi yang menayangkan progam televisi tentang Geographic of Thailand, sepertinya ini bukan Thailand, aku merasa asing di sini."
Aku berjalan menyusuri area kota tidak ku temukan sedikitpun, cengkrama hangat dan keharmonisan di setiap tempat, orang- orang disana ketika belanja hanya belanja tidak berkata selain itu.
Rumah makan disana selalu di isi oleh orang-orang yang diam dan menikmati hidanganya tiada tawa menggeliat disana. Juga tak pernah ku lihat seseorang bergandengan tangan disini, atau pun saling berangkulan serta berjalan bersama.
Negeri yang aneh, padahal keramaian memang icon di kota ini, tapi kesepian melanda setiap individu yang berjalan, bekerja, berorganisasi, bertani dan lainya.Â
Tiada percakapan yang dalam mereka hanya bertanya tentang hal- hal pokok tentang kebutuhan kehidupan. Aku mencoba mendatangi Balai Kantor Pusat Kota Government, mereka memang melayaniku tetapi obrolan kita hanya sebatas kebutuhan. Ada apa dengan negeri ini.
Pada hari itu sedikit ada yang aneh, perjalanan memang terlihat biasa saja, tetapi tubuhku tidak pernah merasakan letih sedikitpun sampai di kota ini, setelah aku telusuri di Balai Rakyat dan Kearsipan, dokumen tentang kota ini.Â
Nama kota ini adalah "Amhras", menurut dokumen ini ada beberapa kejadian tentang kota setelah Revolusi Kebisingan tahun 1846. Yang entah tidak dijelaskan mengapa mereka berperang sampai, membuat negeri ini seperti negeri asing.Â
Atau mereka kedatangan Imperialisme Digital, Atau Political Doubt (Keraguan Politik), Atau semacam Chaospy (Kekacauan), Evil Coalition (Koalisi Jahat).