Mohon tunggu...
Krisna Hidayat
Krisna Hidayat Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA

Saya seorang mahasiswa Teknik Biomedis Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

"Menganalisis Fenomena Golput: Mengapa Pemilih Memilih Diam?"

2 Desember 2024   17:08 Diperbarui: 2 Desember 2024   17:13 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cara Yang Bisa Dilakakun Dalam Mengurangi Golput

Untuk mengurangi angka golput, beberapa langkah perlu diambil, baik oleh pemerintah, KPU, maupun masyarakat itu sendiri :

1. Peningkatan Edukasi Politik

Sosialisasi atau penyuluhan terkait sistem politik dan pemilihan yang lebih intensif dan berbasis pemberdayaan masyarakay bisa menjadi sebuah Solusi yang bisa di lakukandalam mengurangi golput yang ada id Indonesia. Pendidikan politik yang menjelaskan terkait proses pemilu berlangsung dan seberpa penting suara para pemilih dalam menentukan dalan kepemimpinan di negara ini haruslah ditekankan kepada para pemilih dalam hal ini adalah Masyarakat Indonesia sebagai cara untuk mengurangi rasa apatis yang ada.

2. Peningkatan kepercayaan pada proses pemilu

Pemerintah dan penyelenggara pemilu harus terus berupaya meningkatkan integritas pemilu, mengurangi praktik politik uang, dan memastikan bahwa setiap pemilih bisa melaksanakan hak suaranya dengan bebas dan tanpa tekanan. Transparansi dalam proses pemilu akan menjadi kunci untuk membangun kembali kepercayaan masyarakat.

3. Menangani kekecewaan kepada calon

Pemilih yang merasa tidak terwakili oleh calon yang ada bisa diberi ruang untuk menyuarakan pendapat mereka. Partai politik dan calon pemimpin perlu mendekati rakyat dengan visi dan misi yang jelas serta relevan dengan kebutuhan mereka. Terlebih, pemilih muda perlu merasa bahwa mereka memiliki suara yang didengar, terutama dalam isu-isu yang mereka anggap penting, seperti ekonomi, pendidikan, dan perubahan iklim

Golput tetap merupakan hambatan besar bagi demokrasi Indonesia, dengan lebih dari 40 juta orang diperkirakan tidak menggunakan hak suaranya pada Pemilu 2024. Walaupun ada berbagai alasan yang memicu fenomena ini, kekecewaan terhadap politisi, ketidakpercayaan pada sistem politik, dan apatisme terhadap perubahan, merupakan penyebab utama. Oleh sebab itu, sangat penting bagi pemerintah, KPU, dan semua pihak terkait untuk bersinergi meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap proses politik dan mendorong partisipasi yang lebih aktif dalam pemilu mendatang. Tanpa adanya perubahan signifikan dalam cara sistem politik beroperasi, angka golput yang tinggi bisa terus menjadi ancaman bagi kualitas demokrasi Indonesia.

SUMBER

Komisi Pemilihan Umum (KPU). "Pemilih Terdaftar dan Prediksi Golput di Pemilu 2024." KPU RI.

Centre for Strategic and International Studies (CSIS). "Survei: Pemilih Muda dan Fenomena Golput dalam Pemilu 2024." CSIS Indonesia.

Badan Pusat Statistik (BPS). "Survei Apatisme Politik dan Ketidakpercayaan terhadap Sistem Pemilu di Indonesia." BPS.

ACLC KPK. "Golput: Pengaruh Ketidakpercayaan Politik dan Faktor Sosial." ACLC KPK. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun