Mohon tunggu...
Ni Wayan Krisna Dewi
Ni Wayan Krisna Dewi Mohon Tunggu... Guru - Guru

Guru yang masih belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Menyesal Setelah Operasi Wasir: Kenapa Tidak dari Dulu?

15 Agustus 2023   11:09 Diperbarui: 20 Agustus 2023   09:45 3394
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada saat yang bersamaan, sama mengalami menstruasi hari kedua dan banyaknya pekerjaan yang menuntut saya harus selesai keesokan harinya. Ketika sakit itu tidak tertahankan, saya ambruk dan bed rest seharian.

Jumat, 14 Juli 2023 saya memaksakan untuk melakukan aktivitas sebagai mana mestinya walaupun saya harus menahan rasa sakit itu.

Sabtu, 15 Juli 2023 saya memeriksakan diri saya ke salah satu Rumah Sakit Swasta di daerah saya. Saya ke poli bedah dan diperiksa jam 8 pagi. Dokter saya menyarankan saya untuk melakukan tindakan operasi yang akan dilaksanakan pada siang itu juga. Awalnya gugup, namun saya paksakan untuk menjalani semua. 

Setelah operasi, saya menjalani rawat inap selama 3 hari 2 malam. Di hari pertama pasca operasi, saya tidak merasakan kesakitan sama sekali. Saya masih bisa tertawa-tawa. Saya tidak merasa ada tampon yang menyumbat dubur saya. Untuk buang air kecil saya lakukan secara biasa saja namun tidak berani makan banyak karena takut buang air besar.

Hari kedua tampon saya dilepaskan secara telaten oleh perawat yang jaga di sana. Satu jam pertama saya tidak merasakan sakit, namun selepas itu saya merasakan sakit dan nyeri yang luar biasa.

Orangtua dan suami saya kewalahan melihat saya kesakitan seperti itu. Rasanya saya lebih suka melahirkan normal daripada saya harus mengalami sakit seperti ini.

Bayangkan saja, saya mendapat suntikan anti nyeri jam set 7 pagi, dan biasanya mendapat obat anti nyeri sekitar jam 4 sore. Saya mulai sakit jam 11 pagi. Lama sekali rasanya ketika saya harus menunggu suntikan anti nyeri itu. Sore setelah saya mendapat suntikan anti nyeri baru saya merasakan ketenangan jiwa dan raga sehingga saya bisa tertidur pulas.

Hari ketiga adalah hari yang paling saya tunggu-tunggu karena saya bisa diperbolehkan pulang. Saya sudah merindukan anak saya. Sampai di rumah, perut saya mulai menunjukkan tanda-tanda mau buang air besar.

Nah ketika saya di toilet rumah saya dan berniat melakukan buang air besar, astaga rasanya susah sekali. Saya nangis sejadi-jadinya. Rasanya teriakan tangisan saya mengalahkan nada tinggi Celine Dion. Hehehe. Karena pengalaman itu, saya tidak berani makan terlalu banyak. Saya takut akan kesakitan saat buang air besar. 

Obat pencahar yang diberikan oleh dokter saya rutin konsumsi namun tetap mempertimbangkan porsi makan saya. Di hari ke-10 saya merasakan sakit perut yang luar biasa. Saya kembali berniat untuk buang air besar.

Sesampainya di toilet tetap yang keluar adalah air mata dan teriakan-teriakan yang membuat suami dan mertua panik. Akhirnya saya memutuskan untuk menemui dokter umum di daerah saya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun