Saya adalah seorang Ibu yang memiliki riwayat wasir pasca melahirkan secara normal. Awalnya saya memang menganggap remeh penyakit ini karena sangat jarang saya mendengar orang meninggal karena wasir. Saya melahirkan pada tahun 2020. Dalam perjalanannya, saya mengalami nyeri dan sakit di bagian dubur saya namun masih bisa saya tahan.Â
Akhir Agustus tahun 2022 adalah tonggak awal penderitaan saya menjalani penyakit wasir. Saya mulai memeriksa ke dokter umum. Beliau mengarahkan saya untuk melakukan operasi.
Saya mulai merasa takut dan mulai mencari pembenaran untuk tidak melakukan operasi. Saya sangat takut dengan kata operasi.
Apalagi saat itu saya mengikuti Pendidikan Guru Penggerak yang akan diadakan sampai bulan Juli tahun 2023. Saat itu banyak teman-teman yang saya tanyakan menyarankan untuk tidak melakukan operasi karena berbagai alasan.Â
Puncak keinginan saya ingin operasi adalah ketika orangtua murid les saya yang juga merupakan guru spesialis anak menyarankan untuk berobat di salah dokter bedah di salah satu rumah sakit swasta di daerah saya pada bulan April 2023.
Bertemulah saya sama dokter tersebut. Beliau sangat cekatan. Ketika Beliau memeriksa dubur saya, beliau mengatakan bahwa wasir saya sudah stadium 3 dan kalau dibiarkan kemungkinan akan stadium 4 dan harus dioperasi.
Saya ditekankan bahwa operasi hanya menghilangkan benjolan yang sekarang tumbuh. Kemungkinan wasir akan timbul kembali jika tidak menerapkan pola hidup sehat. Mengenai penyembuhan akan terlihat di minggu ke 2 sampai minggu ke 6 pasca operasi.
Mendengar pernyataan itu saya dan suami saya terkejut. Pendidikan Guru Penggerak belum saya selesaikan, namun penyakit ini sungguh sangat membuat tidak nyaman apalagi saat duduk lama.
Saya meminta tips agar bagaimana saya bisa tahan sampai bulan Juli 2023. Beliau mengiyakan, namun jika ada keluhan tetap konsul. Saya pun kembali dengan beberapa obat penghilang rasa sakit dan 3 buat obat supositoria.Â
Tepat hari Kamis tanggal 13 Juli 2023 adalah hal paling menyakitkan dalam sejarah wasir saya. Saya merasa perih, ngilu, gatal dan panas di area dubur saya.
Pada saat yang bersamaan, sama mengalami menstruasi hari kedua dan banyaknya pekerjaan yang menuntut saya harus selesai keesokan harinya. Ketika sakit itu tidak tertahankan, saya ambruk dan bed rest seharian.
Jumat, 14 Juli 2023 saya memaksakan untuk melakukan aktivitas sebagai mana mestinya walaupun saya harus menahan rasa sakit itu.
Sabtu, 15 Juli 2023 saya memeriksakan diri saya ke salah satu Rumah Sakit Swasta di daerah saya. Saya ke poli bedah dan diperiksa jam 8 pagi. Dokter saya menyarankan saya untuk melakukan tindakan operasi yang akan dilaksanakan pada siang itu juga. Awalnya gugup, namun saya paksakan untuk menjalani semua.Â
Setelah operasi, saya menjalani rawat inap selama 3 hari 2 malam. Di hari pertama pasca operasi, saya tidak merasakan kesakitan sama sekali. Saya masih bisa tertawa-tawa. Saya tidak merasa ada tampon yang menyumbat dubur saya. Untuk buang air kecil saya lakukan secara biasa saja namun tidak berani makan banyak karena takut buang air besar.
Hari kedua tampon saya dilepaskan secara telaten oleh perawat yang jaga di sana. Satu jam pertama saya tidak merasakan sakit, namun selepas itu saya merasakan sakit dan nyeri yang luar biasa.
Orangtua dan suami saya kewalahan melihat saya kesakitan seperti itu. Rasanya saya lebih suka melahirkan normal daripada saya harus mengalami sakit seperti ini.
Bayangkan saja, saya mendapat suntikan anti nyeri jam set 7 pagi, dan biasanya mendapat obat anti nyeri sekitar jam 4 sore. Saya mulai sakit jam 11 pagi. Lama sekali rasanya ketika saya harus menunggu suntikan anti nyeri itu. Sore setelah saya mendapat suntikan anti nyeri baru saya merasakan ketenangan jiwa dan raga sehingga saya bisa tertidur pulas.
Hari ketiga adalah hari yang paling saya tunggu-tunggu karena saya bisa diperbolehkan pulang. Saya sudah merindukan anak saya. Sampai di rumah, perut saya mulai menunjukkan tanda-tanda mau buang air besar.
Nah ketika saya di toilet rumah saya dan berniat melakukan buang air besar, astaga rasanya susah sekali. Saya nangis sejadi-jadinya. Rasanya teriakan tangisan saya mengalahkan nada tinggi Celine Dion. Hehehe. Karena pengalaman itu, saya tidak berani makan terlalu banyak. Saya takut akan kesakitan saat buang air besar.Â
Obat pencahar yang diberikan oleh dokter saya rutin konsumsi namun tetap mempertimbangkan porsi makan saya. Di hari ke-10 saya merasakan sakit perut yang luar biasa. Saya kembali berniat untuk buang air besar.
Sesampainya di toilet tetap yang keluar adalah air mata dan teriakan-teriakan yang membuat suami dan mertua panik. Akhirnya saya memutuskan untuk menemui dokter umum di daerah saya.
Dokter umum itu memang baik dan menjadi langganan saya. Beliau meresepkan 2 jenis tablet, kalau tidak salah merk Laxana dan Dexanta. Saya meminum itu dan alhasil keesokan sorenya meski sedikit kesakitan akhirnya saya berhasil menuntaskan buang air besar pertama saya pasca operasi wasir. Lega sekali rasanya.Â
Total saya mengalami ketidaknyamanan pasca operasi adalah 11 hari. Syukurlah sampai detik ini aman-aman dan nyaman sekali.
Saya menyesal kenapa tidak dari tahun lalu menjalani operasi kalau penyembuhannya bisa dibilang secepat ini. Saya malah mendengar tanggapan-tanggapan orang lain yang melarang saya operasi. Mereka mengatakan bahwa efek samping operasi wasir banyak, ada yang a, b, c dan d.Â
Pesan saya kepada Anda yang menderita wasir dan takut operasi seperti saya, tidak ada salahnya Anda periksakan diri ke dokter dan konsultasi masalah Anda. Menurut pengalaman saya, dokter akan bertindak sesuai dengan kondisi kita. Jangan malu untuk memeriksa kesehatan Anda.
Akhir kata, semoga kita hidup sehat dengan pola hidup yang teratur. Makan sayur dan ingat olahraga. Salam sehat semua.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H