Mohon tunggu...
Ni Wayan Krisna Dewi
Ni Wayan Krisna Dewi Mohon Tunggu... Guru - Guru

Guru yang masih belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Mbok Ayu untuk Jaya

19 April 2023   16:34 Diperbarui: 19 April 2023   17:27 636
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

                "Mbok mau berangkat kerja nih." Jaya mendengar jelas Ayu sangat sibuk menyiapkan dirinya sampai menjatuhkan sesuatu yang sampai sekarang Jaya tidak tahu.

                "Cepat Mbok! Bentar aja. Jaya takut dihukum."

                "Iya iya ah. Ada aja bocil satu ini. Lain kali ingat apa keperluannya. Sekali-sekali jadi mandiri. Jangan tergantung Mbok aja. Mbok capek tahu."

                Nyatanya Jaya dihukum Pak Satya. Kabar dari Ayu pun tidak didapatkan. Sampai di rumah, suasana sangat ramai dan ada Ayu terbaring kaku dengan luka-luka di kepalanya.

****

Jaya terbangun dari ketidaksadarannya. Kerabatnya membopong dia ke tempat yang lebih teduh. Dalam ketidaksadarannya, dia mengingat semua hal tentang kakaknya. Kalimat terakhir yang diucapkan kakaknya bergema di otaknya. Jaya kembali bangkit. Dia turut memunguti sisa-sisa tulang untuk diupacarai selanjutnya. Jaya turut ngereka, membentuk sisa tulang dan abu dari jasad yang sudah dibakar menjadi bentuk manusia dan diupacarai, kemudian dilanjutkan prosesi nganyud.

Jaya menjadi orang di depan yang membopong jempana, sebuah tempat berbentuk singgasana tempat bebantenan dan hasil ngereka itu berada dan kemudian dilebur dalam sejuknya air sungai di desanya.

"Mbok Ayu, kamu mungkin belum menjadi seorang Ibu sungguhan, dan saya pun tidak akan pernah menyayangi keponakan saya yang lahir dari rahimmu. Namun sungguh, saya sangat menyayangimu. Saya akan merubah semua. Mungkin di kehidupan ini, kita sebagian besar menjalani sisi gelap, namun sisi terangmu selalu mendominasi. Mbok Ayu, sekarang Mbok sudah berenang kan, hati-hati ya karena kamu tidak pernah mandi di sungai. Sebagian debumu sudah berbaur dengan angin. Lihat-lihat adikmu dari sana. 

Kamu adalah sosok perempuan hebat. Memberikan penerangan untuk adikmu yang manja ini. Selamat tinggal. Tunggu saya ya. Saya akan baik-baik saja. Saya akan hidup sampai tua. Mungkin saat kita bertemu nanti, justru wajah saya yang terlihat lebih tua dan kamu tetaplah remaja yang kuat dan sedikit cantik. Selamat Hari Kartini perempuan hebatku." Tutup Jaya yang kala upacara pengabenan Ayu merupakan tanggal 21 April.

Bio penulis :

Saya Ni Wayan Krisna Dewi. Saya ingin jadi penulis, namun baru belajar menulis. Hobi saya membaca novel, nonton film dan tentunya ngajak anak bermain. Semoga alur cerita ini dapat diterima.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun