Upaya dalam meningkatkan minat baca masyarakat tidak dapat dibebankan pada keluarga saja, masyarakat saja, atau lembaga pendidikan saja. Aspek keluarga, masyarakat, dan lembaga pendidikan mempunyai peran penting dalam meningkatkan minat baca masyarakat. Ketiga aspek itu perlu dilakukan bersamaan. Guru dan pustakawan berperan penting dalam meningkatkan minat baca baca peserta didik maupun masyarakat. Agar dapat berperan meningkatkan minat baca, guru dan pustakawan harus mempunyai minat baca yang tinggi.
Upaya meningkatkan minat baca bagi para pelajar itu ada dua, yaitu; (Tarigan, 2015).
   a. Meluangkan waktu untuk membaca. 1 hari memiliki waktu 24 jam. Maka pergunakanlah 24 jam terseebut dengan baik. Dan luangkan waktu 24          jam tersebut minimal 5 atau 10 menit untuk membaca. Tidak perlu lama-lama untuk membaca yang terpenting istiqomah.
   b.  Memilih bahan bacaan yang baik, ditinjau dari norma-norma kekritisan yang mencakup norma-norma estetika, sastra, dan moral. Para                pembaca yang baik barangkali akan menikmati buku-buku mulai dari yang paling rendah sampai kepada yang paling serius sesuai minat-minat       kesementaraan yang bersifat fisikal, emosional, dan intelektual. Beberapa buku dibaca dengan maksud dan tujuan agar mengetahui                    perkembangan-perkembangan di dunia. Seperti minat di dalam bidang ilmu pengetahuan, politik, agama, falsafah, music, seni, dan lain-lain.          begitu juga beberapa buku klasik, buku-buku yang ditulis oleh pengerang terkenal, yang karya-karyanya dianggap sebagai suatu latar belakang        orang berkependidikan, yang ensesial, yang penting sekali.
Ada beberapa faktor dalam upaya meningkatkan minat baca: (Kasiyun, 2015)
    a. Lingkungan rumah
        Sebagian besar waktu anak adalah di rumah, berumpul bersama keluarga.  Untuk meningkatkan minat baca dapat dimulai sejak anak masih          balita belum dapat membaca. Dalam hal ini peran keluarga sangat penting.  Kegiatan yang dapat dilakukan di tengah keluarga adalah (1)                mendongeng; (2) tersedianya  bacaan di rumah, (3) mendiskusikan isi buku yang dibaca,  (4) mengunjungi     toko buku, (5)  membiasakan             memberi hadiah buku.Â
     (1) Kegiatan Mendongeng
         Kegiatan mendongeng biasanya dilakukan oleh ayah, ibu, kakek, atau nenek terhadap anak balita yang masih belum lancar membaca.                Lazimnya kegiatan mendongeng dilakukan saat anak menjelang tidur malam. Kegiatan mendongeng penting untuk mengembangkan                  imajinasi anak dan memupuk rasa ingin tahu anak. Dalam hal ini pendongeng perlu memilih materi yang sesuai dengan anak. Dongeng                 tentang kancil, tupai, atau sejenisnya saat ini  asing bagi anak, karena sudah anak-anak, terutama anak perkotaan jarang yang mengenal               binatang itu. Masalah yang timbul dalam mendongeng biasanya pendongeng kehabisan materi dongeng, karena kegiatan mendongeng                 dilakukan hampir setiap malam. Untuk mengatasi hal itu pendongeng bisa membacakan buku.
     (2) Tersedianya bacaan di rumah
        Anak-anak atau orang tua akan membaca jika ada bahan bacaan. Untuk membuat anak-anak gemar membaca, orang tuanya pun harus               gemar membaca. Setidak-tidaknya orang tua  menyediakan bahan bacaan di rumah. Bahan bacaan dapat berupa buku, majalah, atau surat              kabar. Dewasa ini berlangganan surat kabar relatif murah, namun sebagian masyarakat masih lebih mementingkan hal lain seperti pulsa              sebagai media komunikasi daripada surat kabar. Keuntungan berlangganan surat kabar, satu surat kabar bisa dibaca oleh satu keluarga.