Mohon tunggu...
Krismas Situmorang
Krismas Situmorang Mohon Tunggu... Guru - Teacher, Freelancer Writer, Indonesian Blogger

Observer of Social Interaction, Catechist in the Parish.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Imlek, Perjalanan Budaya Mempertahankan Tradisi di Era Modernisasi

29 Januari 2025   11:37 Diperbarui: 29 Januari 2025   22:15 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Perayaan Imlek. (Sumber: https://serayunews.com/tulisan-gong-xi-fa-cai-yang-benar-untuk-imlek-2025-dan-contoh-ucapannya)

Hari ini, saya berkunjung ke rumah sahabat baik yang merayakan Imlek. Rumahnya dihiasi dengan berbagai ornament yang meriah, didominasi warna merah dan kuning keemasan. Tak ketinggalan, angpao pun mulai berpindah tangan ke anak-anak.

Perayaan Tahun Baru Imlek adalah salah satu tradisi yang paling penting bagi masyarakat Tionghoa di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Di tengah kemajuan teknologi, tradisi ini terus berjuang mempertahankan nilai-nilai filosofis yang dimilikinya.

Sejarah Perayaan Imlek

Perayaan Tahun Baru Imlek dikenal sebagai Festival Musim Semi di China. Perayaan ini juga mengandung banyak nilai, simbolisme, dan tradisi yang kaya.

Mengutip dari laman CNBC Indonesia, Perayaan Imlek memiliki akar sejarah yang panjang sejak zaman Dinasti Xia (2070--1600 SM). Pada waktu itu masyarakat mengadakan upacara untuk menghormati dewa dan leluhurnya.

Di Indonesia, perayaan ini diperkenalkan oleh masyarakat Tionghoa yang datang ke nusantara untuk berdagang. Perayaan Imlek mulai diakui secara resmi sebagai hari raya sejak 1946.

Namun, pada tahun 1967, perayaan ini sempat dilarang oleh pemerintah Orde Baru. Baru pada tahun 2000, perayaan Imlek kembali diizinkan secara terbuka dan ditetapkan sebagai hari libur nasional pada tahun 2002.

Seiring berjalannya waktu, perayaan Imlek tampaknya mengalami banyak perubahan. Dari awalnya yang hanya dirayakan oleh komunitas Tionghoa, kini perayaan ini telah melibatkan berbagai suku bangsa di Indonesia.

Tradisi seperti membagikan angpao (amplop merah berisi uang) dan menghias rumah dengan dekorasi khas Imlek telah menjadi bagian integral dari perayaan ini.

Baca juga: Dilema Transportasi Jakarta: Ojek Online atau Ojek Pangkalan?

Nilai dan Makna Simbolis yang Terkandung dalam Perayaan

Imlek bukan hanya sekadar perayaan tahun baru. Perayaan ini mengandung nilai-nilai penting berupa kebersamaan, harapan, dan rasa syukur.

Masyarakat Tionghoa percaya bahwa perayaan ini adalah waktu untuk berkumpul dengan keluarga. Selain itu, perayaan ini dijadikan sebagai  momen untuk merayakan keberuntungan serta kemakmuran yang akan datang di tahun baru.

Setiap elemen dalam perayaan Imlek memiliki makna simbolis yang mendalam. Warna merah yang mendominasi dalam perayaan ini melambangkan keberuntungan dan kebahagiaan.

Makanan juga merupakan bagian penting dari perayaan Imlek. Makanan yang disajikan memiliki filosofi tersendiri. Ikan yang disajikan melambangkan kelimpahan rezeki. Kemudian, ada kue yang khas yaitu kue keranjang yang manis. Kue keranjang terbuat dari bahan ketan. Kue keranjang melambangkan harapan bagi keberuntungan dan kebahagiaan di tahun yang baru.

Selain itu ada Siu Mie, yaitu mie panjang yang melambangkan umur yang panjang. Masih ada juga Sup Delapan Bentuk. Sup ini menggambarkan harapan baik bagi perkembangan bisnis agar berkembang pesat.

Ilustrasi Imlek. (Sumber: https://www.bbc.com/indonesia/articles/cgkjnm2jv8vo)
Ilustrasi Imlek. (Sumber: https://www.bbc.com/indonesia/articles/cgkjnm2jv8vo)

Hal-Hal Lain yang Berkaitan dengan Imlek

Perayaan Imlek biasanya berlangsung selama 15 hari, dimulai dengan malam Tahun Baru hingga Festival Lampion. 

Selama periode ini, berbagai kegiatan dilakukan. Misalnya: membersihkan rumah dengan tujuan untuk mengusir nasib buruk. Kemudian mengadakan pesta keluarga, dan menyalakan kembang api untuk mengusir roh jahat.

Tradisi ini menunjukkan betapa pentingnya harmoni antara manusia dan alam sekaligus memberikan penghormatan kepada para leluhur. Dalam perayaan Tahun Baru Imlek ini tersirat doa-doa dan harapan serta makna penting berkaitan dengan relasi sosial khususnya dalam lingkaran terdekat yaitu keluarga.

Refleksi

Momen Imlek dijadikan sebagai waktu penting dan berharga untuk menyatukan keluarga dan komunitas dalam suasana penuh harapan dan kebahagiaan. Di dalamnya ada harapan dan doa-doa yang menjadi simbol hidup beriman bagi Sang Pencipta.

Bagi saya, penting sekali untuk menjaga tradisi dengan memahami sejarah dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Perayaan ini bisa menjadi bagian dari warisan budaya yang kaya akan makna filosofis dan spiritual.

Selamat merayakan Tahun Baru Imlek 2025 / 2576 Kongzili bagi rekan-rekan, sanak saudara, dan tetangga. Semoga sukses dan sejahtera dan tercapai semua harapannya, selalu sehat, rezeki melimpah, dan penuh keberuntungan.***

Baca juga: Energi Terbarukan, Harapan Baru di Tengah Krisis Energi Global?

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun