Hal ini memungkinkan seseorang yang mandiri tidak perlu diarahkan atau diperintahkan untuk mengikuti sebuah kegiatan pembelajaran yang diperlukannya. Mereka cenderung ingin mengarahkan pembelajaran mereka sendiri dan mengambil keputusan terkait proses belajar.
Sebagai pribadi-pribadi yang mandiri, para peserta belajar berkembang menjadi pribadi yang memiliki pengalaman hidup yang kaya. Pengalaman hidup menjadi sumber belajar yang penting.
Pengalaman itu memungkinkan peserta belajar untuk mengaitkan materi pembelajaran yang mereka terima dengan situasi nyata yang terjadi saat ini. Oleh karena itu, pembelajaran harus relevan dengan kehidupan sehari-hari dan kebutuhan peserta belajar.
Dalam pembelajaran orang dewasa ini, peserta belajar sering kali memiliki motivasi intrinsik yang lebih kuat untuk belajar. Misalnya: keinginan untuk meningkatkan keterampilan atau mencapai potensi pribadi.
Prinsip Pembelajaran Andragogi
Andragogi atau POD didasarkan pada beberapa prinsip dasar yang membedakannya dari pedagogi. Dalam POD, perlu memahami alasan mereka harus belajar sesuatu sebelum terlibat dalam proses belajar.
Peserta belajar ingin diakui sebagai individu (konsep diri) yang mampu mengambil keputusan sendiri dalam proses pembelajaran.
Pengalaman menjadi sumber belajar yang penting bagi peserta belajar sebagai modal berharga dalam proses pembelajarannya. Mereka akan lebih siap belajar ketika materi tersebut relevan dengan kehidupan mereka.
Oleh karena itu, pembelajaran akan lebih berorientasi pada pemecahan masalah (problem solving) daripada sekadar penguasaan teori.
Baca juga:Â Makna Perpisahan: Sebuah Perjalanan Jiwa di Ujung Perjumpaan Sejati
Penerapan Andragogi
Untuk menerapkan metode andragogi dalam pembelajaran, penting sekali untuk membangun iklim belajar yang kondusif. Maka, perlu menciptakan suasana yang mendukung kolaborasi dan partisipasi aktif dari para peserta belajar. Oleh karena itu, peserta belajar perlu dilibatkan dalam perencanaan dan evaluasi pembelajaran mereka.