Bagi para orang tua, hal ini dapat menimbulkan persoalan baru. Pengawasan terhadap aktivitas anak di rumah akan menjadi pekerjaan rumah yang serius.Hal ini terutama berkaitan dengan manajemen waktu sepanjang hari selama sebulan.
Selain itu, ada tantangan bagi guru atau sekolah dalam hal penyesuaian kurikulum yang harus dilakukan agar tidak mengganggu proses belajar mengajar setelah libur berakhir.
Regulasi yang benar-benar tepat sangat dibutuhkan dalam memayungi wacana ini. Jika ide ini benar-benar akan terlaksana, perlu ada komunikasi yang baik antara pihak sekolah, orang tua, dan siswa untuk memastikan bahwa semua pihak memahami tujuan dari libur tersebut.
Baca juga:Â Si Sulung, Penjaga Tradisi Keluarga dan Ekspektasi Tanggung Jawab
Refleksi
Wacana libur sekolah selama satu bulan penuh di bulan Ramadhan memerlukan pertimbangan yang matang dari berbagai aspek. Penting untuk mengevaluasi keuntungan dan kerugian secara objektif serta mempertimbangkan dampaknya terhadap kualitas pendidikan.
Dalam refleksi ini, kita perlu bertanya: Apakah kita siap untuk menghadapi konsekuensi dari keputusan tersebut? Bagaimana kita dapat memaksimalkan manfaat dari libur ini tanpa mengorbankan aspek pendidikan siswa itu sendiri?***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H