Dengan tidak adanya beban tugas dari sekolah, siswa dapat mengurangi resiko dan tingkat stres yang sering kali muncul selama kegiatan belajar mengajar.
Kerugian yang Mungkin Muncul
Libur yang terlalu panjang dapat menyebabkan siswa kehilangan momentum pembelajaran. Materi pelajaran yang seharusnya bisa diajarkan, berpeluang besar untuk tertinggal. Hal ini tentu akan berdampak besar bagi tinggi rendahnya pemahaman siswa terhadap materi pelajaran.
Bagi sekolah, libur panjang akan beresiko pada penjadwalan ujian dan evaluasi belajar. Kondisi ini dapat mengganggu sistem pendidikan secara keseluruhan.
Selain itu, faktor ketidaksetaraan akses pada sumber belajar perlu diperhatikan. Tidak semua siswa di Indonesia memiliki akses yang sama terhadap sumber belajar, khususnya di rumah. Kondisi ini berpotensi menimbulkan risiko ketimpangan dalam pendidikan.
Baca juga:Â Slow Living, Dilema Praktis Kebutuhan dan Ketenangan Hidup
Dampak bagi Kualitas Pendidikan
Dampak libur sekolah selama satu bulan penuh di bulan Ramadhan dapat bervariasi bagi siswa dan guru. Bagi siswa, ada potensi peningkatan spiritualitas dan kedekatan dengan keluarga, namun ada juga risiko kehilangan pengetahuan akademis.
Bagi guru, libur panjang ini bisa menjadi kesempatan untuk beristirahat dari rutinitas mengajar, tetapi juga bisa menjadi tantangan dalam merencanakan kurikulum dan evaluasi pembelajaran  setelah libur berakhir.
Tantangan
Salah satu tantangan utama dari wacana ini adalah bagaimana menyeimbangkan antara kebutuhan spiritual siswa dengan kebutuhan akademis mereka.