Mohon tunggu...
Krismas Situmorang
Krismas Situmorang Mohon Tunggu... Guru - Teacher, Freelancer Writer, Indonesian Blogger

Observer of Social Interaction, Catechist in the Parish.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Dua Sisi Koin Transformasi Ujian Nasional

3 Januari 2025   12:06 Diperbarui: 19 Januari 2025   21:25 337
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi ujian nasional. (Sumber: smpn38sby.sch.id)

Ujian Nasional (UN) di Indonesia telah menjadi topik perdebatan yang hangat dalam dunia pendidikan. Sejak diperkenalkan, UN memiliki dampak positif dan negatif yang signifikan terhadap sistem pendidikan nasional.

Melalui tulisan ini, saya mencoba memberikan pendapat dari sudut pandang pribadi. Tulisan ini akan mengulas tentang dampak positif dan negatif UN, membandingkan keadaan dengan dan tanpa UN, serta mengevaluasi efektivitasnya dalam mengukur kemampuan dan perkembangan siswa.

Selain itu, saya juga menyarikan beberapa pandangan orang tua dan guru untuk memberikan pendapat dan gambaran mengenai tujuan pembelajaran.

Dampak Positif Ujian Nasional

UN diperkenalkan sebagai cara untuk membuat standarisasi Pendidikan. UN berfungsi sebagai alat ukur yang objektif untuk menilai kemampuan akademik siswa di seluruh Indonesia.

Hal ini penting untuk mengidentifikasi kesenjangan pendidikan antar daerah dan memetakan kualitas pendidikan nasional.
Melalui UN, pemerintah dapat mengalokasikan sumber daya pendidikan ke daerah yang membutuhkan. 

Hasil UN memberikan data yang dapat digunakan oleh pemerintah dan pihak sekolah untuk mengevaluasi mutu pendidikan. Data ini membantu dalam pengambilan keputusan terkait peningkatan kapasitas guru dan penyediaan fasilitas pendidikan.

Hal lain, UN juga diharapkan dapat memotivasi siswa untuk belajar lebih giat, dimana hasilnya sering kali menjadi syarat untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

Ilustrasi ujian nasional. (Sumber: smpn38sby.sch.id)
Ilustrasi ujian nasional. (Sumber: smpn38sby.sch.id)

Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, banyak siswa merasa terdorong untuk meningkatkan partisipasinya dalam kegiatan belajar tambahan seperti bimbingan belajar.

Baca juga: Andragogi-Membangun Motivasi Intrinsik Pembelajar Orang Dewasa

Dampak Negatif Ujian Nasional

Meskipun memiliki dampak positif, UN ternyata memberikan dampak yang negatif berupa tekanan psikologis. Siswa mengalami stres dan kecemasan menjelang UN, karena ujian ini dianggap sebagai penentu masa depan mereka.

Hal ini tidak hanya berdampak pada kesehatan mental siswa tetapi juga pada orang tua dan guru yang ikut merasa tertekan untuk memastikan keberhasilan anak atau peserta didik mereka.

Di sisi lain UN terkesan memberikan penyempitan kurikulum. Fokus pada mata pelajaran yang diujikan sering kali menyebabkan sekolah mengabaikan mata pelajaran lain yang juga penting, misalnya: seni dan olahraga.

Akibatnya, para guru cenderung mengarahkan pembelajaran untuk "mengajar demi ujian," sehingga mengurangi ruang untuk menciptakan daya kreativitas siswa.

Dampak lainnya adalah persoalan kesenjangan pendidikan. Tidak jarang, siswa dari latar belakang ekonomi yang kurang mampu, menghadapi kesulitan yang lebih besar dalam mempersiapkan diri untuk UN. Hal ini tentu saja memperbesar kesenjangan dalam sistem pendidikan kita.

Baca juga: Media Sosial, Pedang Bermata Dua bagi Perkembangan Anak

Perbandingan Keadaan Dengan dan Tanpa Ujian Nasional

Ketika UN masih diterapkan, banyak siswa merasa "tertekan" tetapi juga lebih termotivasi untuk belajar dengan serius. Namun, pasca penghapusan UN pada tahun 2021 dan penggantian dengan Asesmen Nasional Berbasis Kompetensi (ANBK), pendekatan penilaian menjadi lebih inklusif. ANBK fokus pada pengukuran literasi, numerasi, dan karakter, memberikan umpan balik yang lebih konstruktif bagi siswa.

Tanpa UN, tampaknya siswa tidak lagi terbebani oleh tekanan ujian akhir. Meskipun demikian, tetap ada kekhawatiran bahwa semangat belajar siswa bisa menurun tanpa adanya tantangan formal seperti ujian akhir. Siswa mungkin saja akan kehilangan kesempatan untuk mengenali potensi diri mereka dalam bidang akademis tertentu.

Sudut Pandang Orang Tua dan Guru

Sebagian orang tua beranggapan bahwa UN menjadi sumber stres karena mereka ingin anak-anak mereka berprestasi baik. Namun, dengan penghapusan UN, orang tua mungkin merasa lebih lega karena anak-anak tidak lagi tertekan oleh ujian yang menentukan kelulusan anak-anaknya.

Ilustrasi ujian nasional. (Sumber: soclyfe.com)
Ilustrasi ujian nasional. (Sumber: soclyfe.com)

Di sisi lain, beberapa orang tua merasa khawatir bahwa tanpa adanya ujian formal, anak-anak mereka mungkin kurang termotivasi untuk belajar.

Para guru juga merasakan dampak dari kebijakan ini. Dengan adanya UN, para guru dituntut untuk mempersiapkan siswa dan menghadapi ujian secara intensif. Tidak jarang, para guru mengorbankan pendekatan pembelajaran yang lebih kreatif.

Setelah penghapusan UN, para guru diharapkan dapat lebih fokus pada pengembangan potensi masing-masing siswa selama proses pembelajaran.

Baca juga: Sikap Hormat, Jembatan Perilaku Antargenerasi

Insight

Setiap pergantian pemerintahan, biasanya para pemerhati pendidikan akan langusng menyoroti praktik pelaksanaan kurikulum pendidikan. Ada kekhawatiran bahwa setiap pergantian Menteri Pendidikan, akan ada perubahan kurikulum pendidikan.

Ujian Nasional memiliki dampak yang kompleks terhadap dunia pendidikan di Indonesia. Meskipun memberikan standarisasi dan motivasi bagi siswa, UN juga membawa tekanan psikologis dan penyempitan kurikulum.

Penghapusan UN membuka peluang bagi pendekatan penilaian yang lebih holistik namun menimbulkan tantangan baru dalam menjaga semangat belajar siswa.

Masyarakat menunggu kebijakan yang sungguh bijak dari pemerintah agar tidak mengorbankan masa depan siswa dengan memperhatikan prinsip-prinsip keadilan bagi seluruh siswa secara merata.***

Baca juga: Pertobatan Ekologis: Mindset dan Tanggung Jawab Moral Kepada Alam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun