Mohon tunggu...
Krismas Situmorang
Krismas Situmorang Mohon Tunggu... Guru - Teacher, Freelancer Writer, Indonesian Blogger

Observer of Social Interaction, Catechist in the Parish.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Slow Living-Dilema Praktis Kebutuhan dan Ketenangan Hidup

23 Desember 2024   07:29 Diperbarui: 23 Desember 2024   08:17 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat ini, ketika ada belum ada momen yang tepat untuk menjalani gaya hidup ini, situasi kota kecil tempat tinggal saya tersebut justru sudah semakin padat dan ramai. Kemacetan ibukota pun telah menular ke kota kecil penyangga ibukota Jakarta ini.

Baca juga: Citayam oh Citayam, Lalu Lintas yang Memprihatinkan

Refleksi dan Insight

Menjadi bahan refleksi diri, tentang waktu yang tepat untuk menjalankan gaya hidup ini. Mungkin saja, ketika kemapanan secara finansial telah diraih, orang tergerak untuk menjalankan gaya hidup ini.

Slow living mungkin bukan hanya sekadar tren. Gaya hidup ini merupakan cara hidup positif yang dapat membawa kedamaian dan kebahagiaan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan mengurangi kecepatan hidup dan fokus pada hal-hal kecil namun berarti, individu dapat menemukan makna baru dalam rutinitas mereka.

Memulai perjalanan menuju slow living dapat dimulai dari langkah-langkah kecil, dengan tujuan akhir menciptakan kehidupan yang lebih bermakna dan memuaskan.

Namun, muncul pertanyaan reflektif dan menggelitik, ketika kemapanan belum dicapai, bagaimana seseorang dapat menjalankan gaya hidup ini?***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun