Mohon tunggu...
Krismas Situmorang
Krismas Situmorang Mohon Tunggu... Guru - Teacher, Freelancer Writer, Indonesian Blogger

Observer of Social Interaction, Catechist in the Parish.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Slow Living-Dilema Praktis Kebutuhan dan Ketenangan Hidup

23 Desember 2024   07:29 Diperbarui: 23 Desember 2024   08:17 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Melalui gaya hidup ini, kesadaran diri individu terdorong untuk hidup lebih sadar, menghargai setiap momen, dan tidak hanya menjalani hidup secara otomatis.

Gaya hidup slow living diyakini juga dapat berkontribusi pada kesehatan mental yang lebih baik dengan memberikan waktu untuk berefleksi dan memulihkan diri dari kehidupan sehari-hari yang serba sibuk.

Baca juga: Generasi Sandwich: Tantangan Ganda di Era Modern

Bagaimana Memulai Slow Living

Beberapa teman yang menjalani gaya hidup ini mengatakan bahwa menjalani gaya hidup slow living tidaklah sulit. Mereka mengurangi aktivitas yang berlebihan. Satu atau dua kegiatannya yang tidak perlu dihilangkan sehingga dapat fokus pada hal yang benar-benar penting.

Ilustrasi menikmati hidup santai. (Sumber: https://www.cantika.com/read/1875011/9-manfaat-gaya-hidup-slow-living-ketenangan-di-era-modern)
Ilustrasi menikmati hidup santai. (Sumber: https://www.cantika.com/read/1875011/9-manfaat-gaya-hidup-slow-living-ketenangan-di-era-modern)

Mereka berusaha meluangkan waktu untuk dirinya dengan cara menyisihkan waktu untuk melakukan hal-hal disukai, seperti membaca, berjalan-jalan di alam, atau sekadar bersantai tanpa gangguan teknologi.

Ada yang mengusulkan juga untuk mempraktikkan teknik "mindfulness" yaitu gerakan meditasi untuk membantu perasaan tenang dan menikmati setiap momen yang sedang dilalui. Berinteraksi dengan alam dan kesunyian untuk menenangkan pikiran.

Kota Favorit Slow Living

Di Indonesia, ada beberapa kota yang cocok untuk menjalani gaya hidup slow living. Misalnya: Malang, Salatiga, Ubud, dan Magelang. Tapi,akan membutuhkan usaha lebih untuk dapat tinggal dan menjalani gaya hidup ini di situ.

Beberapa tahun yang lalu, tempat tinggal saya di pinggiran kota Jakarta, rasanya cocok untuk menjalani gaya hidup seperti ini. Tapi sayangnya, saat itu, hidup saya justru sedang sibuk-sibuknya menguatkan ekonomi keluarga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun