Makna dan Spiritualitas
Pertanyaan reflektifnya adalah: siapakah saudaraku? Apakah seseorang dapat diperlakukan sebagai 'saudara' karena memiliki hubungan darah, relasi keluarga, latar belakang yang sama, satu budaya, dan lain-lain?
     Baca juga: Hits Sekali, Terkenang Selamanya, Fenomena One Hit Wonders
Bercermin dari kisah bermakna di atas, saya tertegun beberapa saat. Ternyata, tidak semua orang bisa memperlakukan orang lain sebagai saudaranya sebagaimana layaknya relasi di antara sesama orang yang bersaudara. Dalam konteks yang lebih sempit, ada orang yang lebih mengutamakan kepentingannya secara personal dibandingkan kepentingan bersama sebagai bagian dari sebuah komunitas yang sama.
Pada konteks yang lebih luas, manusia adalah saudara bagi manusia lainnya. Sebagai sesama ciptaan, setiap orang memiliki kodrat yang sama sebagai manusia ciptaan yang istimewa bagi Sang Pencipta. Dikatakan istimewa karena setiap orang dibekali dengan hati nurani dan akal budi. Hal yang tidak dimiliki oleh makhluk hidup yang lain.
Sebagai sesama yang baik, diharapkan dapat hidup bersama sebagai saudara yang saling mendukung, saling menghormati, dan khususnya saling mengasihi. Dukungan, apresiasi, dan kasih sayang merupakan kebutuhan dasar manusia secara rohani. Dengan tiga hal ini, eksistensi persaudaraan manusia dapat terungkap dalam kapasitasnya sebagai ciptaan yang istimewa.***
Baca juga: Â Vaksin Polio untuk Kesehatan Anak, Apa yang Perlu Diketahui?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H