Mohon tunggu...
Krismas Situmorang
Krismas Situmorang Mohon Tunggu... Guru - Teacher, Freelancer Writer, Indonesian Blogger

Observer of Social Interaction, Catechist in the Parish.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Life Skill Sebagai Modal Kemandirian Anak

26 Juni 2024   00:26 Diperbarui: 26 Juni 2024   00:42 293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika melihat anak-anak berjalan, berlari, bermain, bernyanyi, berbicara, membaca, menulis dan aktivitas lainnya, orang-orang khususnya para orang tua biasanya akan merasa lucu dan gemas. Tingkah polah anak-anak bisa mengingatkan masa lalu orang tua ketika seusia mereka. Di balik perasaan lucu dan gemas itu, biasanya terselip perasaan bangga atas kemampuan yang sudah berhasil dicapai oleh anak.  

Namun, bagaimana perasaan ketika yang terjadi adalah kondisi sebaliknya? Perkembangan anak belum mencapai kemampuan yang seharusnya sudah dicapai oleh anak-anak seusianya. Capaian kemampuan yang dimaksud adalah kecakapan hidup berupa kemampuan mengurus hal-hal sederhana untuk dirinya sendiri.

Ada banyak contoh persoalan yang ditemukan seperti ketidakmampuan anak secara mandiri untuk makan dan minum, memakai baju, mengambil sesuatu, memakai pakaian, memakai sepatu dan mengikat tali sepatu, memegang pensil atau benda lain, dan sebagainya. Para orang tua tentu menginginkan anaknya tidak hanya cerdas secara akademis, tapi juga mempunyai kemampuan untuk menghadapi berbagai tantangan dan persoalan dalam hidupnya. Kemampuan inilah yang disebut sebagai life skill atau keterampilan hidup.

Minim Pembekalan

Di daerah perkotaan khususnya, anak-anak sering mendapatkan pelayanan prima dari orang-orang terdekatnya. Tak dapat dipungkiri, pelayanan prima merupakan ungkapan kasih sayang yang besar bagi anak. Sayangnya, ungkapan kasih sayang itu tidak diiringi dengan pembekalan prima pula bagi anak.

      Baca juga: Agri Field Trip Sarana Edukasi Go Green

Anak akan melewatkan momen 'istimewa' mendapatkan pengalaman belajar berharga di rumah. Akibatnya akan dihadapi ketika anak bersosialisasi di luar rumah dan jauh dari anggota keluarga yang biasa melayaninya di rumah. Pernyataan yang biasa ditemukan adalah bahwa kecakapan hidup itu tidak menjamin kesuksesan seorang anak. Bahwa pengetahuan formal dan kekuatan finansial menjadi modal kuat untuk mencapai kesuksesan. Benarkah demikian?

Tantangan Pendidikan Indonesia

Memasuki abad ke-21, tantangan global dalam dunia pendidikan di Indonesia antara lain: menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, kemampuan bertahan dan bersaing di tengah era globalisasi. Sebagai sebuah investasi masa depan, pendidikan dilihat sebagai modal individu dan masyarakat bagi keberlangsungan dan percepatan pembangunan bangsa.

Di masa globalisasi seperti sekarang, tantangan baru dalam dunia pendidikan 'memaksa' masyarakat untuk mengembangkan potensi diri dan sumber daya manusianya secara lebih maksimal. Untuk menghadapi tantangan masa depan yang kompleks, anak dipersiapkan dimulai dari hal yang paling mendasar. Meski kodrat sebagai makhluk sosial melekat pada diri manusia, kemampuan dasar berupa kecakapan hidup tetap menjadi hal utama yang harus dikuasai oleh seseorang sejak masih anak-anak.

Pengertian dan Jenis Kecakapan Hidup

Kecakapan hidup (life skill) adalah jenis keterampilan dasar yang diperlukan (berguna) untuk mengelola aktivitas dan tantangan dalam kehidupan sehari-hari secara efektif sesuai dengan lingkungan. Ketrerampilan itu dibutuhkan seseorang agar mampu  beradaptasi dan menghadapi berbagai situasi dalam kehidupan sehari-hari secara efektif.

Kecakapan dasar perlu dimiliki sejak usia dini agar terbentuk pribadi yang mandiri, kreatif, dan berperan positif di lingkungannya. Misalnya: Kecakapan dasar diri (mandi, memakai baju, makan sendiri),  menjaga kebersihan lingkungan (membereskan tempat tidur, membuang sampah pada tempatnya, menyapu, mengepel, mencuci sepatu, latihan memasak sederhana). Aktivitas Kecakapan dasar ini dapat dilakukan dan dibiasakan dimana saja mulai dari rumah, di sekolah, rumah kerabat, dan masyarakat.

      Baca juga: Board Games: Bermain dan Belajar yang Menyenangkan

Kecakapan hidup dapat dikelompokkan menjadi empat jenis, yaitu: kecakapan personal (personal skills), kecakapan sosial (social skills), kecakapan akademik (academic skills),  kecakapan vokasional (vocational skills). Dua kecakapan hidup pertama disebut kecakapan hidup umum dan dua kecakapan hidup lainya disebut kecakapan hidup khusus.

Kecakapan personal terdiri dari kecakapan mengenal diri (self awareness) dan kecakapan berpikir rasional (thinking skills). Kecakapan ini merupakan kemampuan dasar menyadari diri sebagai ciptaan Tuhan yang istimewa, unik, dan memiliki kemampuan (potensi diri) sebagai anugerah-Nya. Kecakapan ini menghasikan kesadaran anak perlu bersyukur atas kelebihan dan kekurangan yang dimilikinya, sekaligus menjadikannya sebagai modal untuk menjadikan dirinya sebagai pribadi yang bermanfaat bagi dirinya sendiri dan lingkungannya.

Kecakapan sosial (social skills) disebut juga kecakapan interpersonal (interpersonal skills).  Kecakapan ini merupakan kemampuan berkomunikasi dengan orang lain meliputi kesadaran pada kekurangan diri, bekerja sama dengan teman, dan menghargai orang lain. Kecakapan ini ditunjukkan dengan kesadaran untuk mengucapkan 3 kata ajaib, yaitu: maaf, tolong, dan terima kasih.

Kecakapan akademik (academic skills) biasa disebut sebagai kemampuan berpikir ilmiah dan rasional akademik Kecakapan akademik mencakup kemampuan mengidentifikasi variabel, merumuskan hipotesis, merancang dan melaksanakan penelitian untuk membuktikan suatu gagasan atau keingintahuan. Kecakapan vokasional (vocational skills) sering kali dikaitkan dengan bidang pekerjaan tertentu.

Beberapa kecakapan diri dasar (basic life skills) yang perlu dimiliki anak sejak usia dini adalah: merawat diri sendiri  seperti mandi, memakai baju, makan sendiri. Selain itu, mampu menjaga kebersihan lingkungannya seperti membereskan tempat tidur, menyapu, mengepel, membuang sampah pada tempatnya, menyiram tanaman, memberi makan hewan peliharaan, memasak hidangan sederhana untuk dirinya (misalnya: membuat telur ceplok, mengambil makanan dan minuman, dan lain-lain). Kemampuan dasar lain yang juga penting adalah kemampuan berenang untuk keselamatan dirinya.

Mengajarkan Kecakapan Hidup Dasar (Basic Life Skill) 

Di sekolah, belajar tentang kecakapan hidup dasar tidak selalu harus diajarkan sebagai mata pelajaran tersendiri. Pengembangan kecakapan hidup dasar dapat diintegrasikan ke dalam kegiatan belajar sehari-hari. Orang tua berperanan penting dalam hal ini dengan bekerjasama dengan pihak sekolah dan mempraktikkannya juga dalam kegiatan rutin di rumah.

Ilustrasi life skill, sumber: https://www.orami.co.id/magazine/jenis-life-skill
Ilustrasi life skill, sumber: https://www.orami.co.id/magazine/jenis-life-skill

Anak perlu dilibatkan dalam aktivitas rumah tangga sederhana sesuai dengan usianya. Mereka perlu belajar membantu pekerjaan seperti merapikan tempat tidur, menyapu lantai, atau menyiapkan meja makan. Anak juga menumbuhkan rasa tanggung jawab dan kemandirian dalam dirinya.

Anak juga perlu diberikan kesempatan anak untuk mengambil keputusan mulai dari hal-hal kecil. Contohnya, memilih baju yang akan dipakai, memilih menu makanan, memilih aktivitas. Mereka juga perlu didampingi untuk memahami bahwa selalu ada konsekuensi dari setiap pilihan yang mereka ambil.

Komunikasi yang baik perlu dilatih pada anak dengan cara mendengarkan dan menanggapi cerita mereka dengan penuh perhatian. Mereka juga dapat dihadapkan pada pertanyaan terbuka untuk mendorong mereka bercerita lebih detail.

Anak perlu mendapat ruang untuk berkreasi melalui permainan, menggambar, atau bercerita. Aktivitas ini dapat memberi stimulus, merangsang imajinasi dan kemampuan untuk memecahkan masalah.

Anak perlu belajar dan membiasakan diri untuk mengenali dan mengelola emosinya. Mereka perlu belajar mengidentifikasi penyebab rasa marah dan sedihnya sekaligus  mencari solusi yang tepat.

Orang tua harus menjadi role model dengan cara menunjukkan perilaku kemampuan yang baik dalam mengelola emosi, bersikap tanggung jawab, disiplin dalam kehidupan sehari-hari. Anak akan belajar banyak dari orang tua mereka

Mengajarkan Kecakapan Hidup (Life Skill) Melalui Aktivitas Menyenangkan

Kecakapan Hidup (Life Skill) dapat diajarkan melalui aktivitas yang menyenangkan. Contohnya: mengajarkan kemandirian, kerja sama tim, dan problem solving melalui kegiatan berkemah, menumbuhkan jiwa sosial dan empati dengan menjadi sukarelawan, meningkatkan kesehatan fisik, mental dan sportivitas dengan mengikuti kegiatan olahraga, menanamkan tanggung jawab dan mengajarkan siklus kehidupan dengan belajar bercocok tanam, melatih kreativitas, manajemen keuangan, dan jiwa wirausaha melalui bisnis kecil-kecilan.

Insight

Dengan membekali anak life skill sejak dini, orang tua sesungguhnya telah menyiapkan anak-anak mereka untuk menjadi individu yang mandiri, mampu beradaptasi, dan siap menghadapi masa depan yang penuh tantangan.***

      Baca juga: Partisipasi Sederhana Mengurangi Tengkes

      Baca juga: Ketika Dia Seolah Diam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun