Mohon tunggu...
Krismas Situmorang
Krismas Situmorang Mohon Tunggu... Guru - Teacher, Freelancer Writer, Indonesian Blogger

Observer of Social Interaction, Catechist in the Parish.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Garis-Garis Hidup

27 Januari 2024   23:07 Diperbarui: 27 Januari 2024   23:11 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Dalam sepi dan sunyi,

hidup terbentang panjang dan riuh,

bagai alunan melodi yang tak terdengar,

bagai sebuah tarian abadi.

        Baca juga: Apa Kabarmu Bumi Pertiwi.

Ketika matahari terbit, membawa harapan

sinar pagi menyapu malam,

jejak langkah kaki, menjejak di pasir waktu,

merangkak maju, kadang tertatih.

Saat jatuh, dipaksa untuk bangun lagi,

cobaan dan ujian silih berganti,

sebuah kisah hidup yang tidak putus,

menyulam helai demi helai benang keberanian.

          Baca juga: Perbuatan Baik Akankah Ditanggapi Baik?

Hidup bagai lukisan abstrak,

penuh warna warni dalam guratan garis,

gelombang emosi tercetak di kanvas hati,

ekspresi sebuah perjalanan takdir.

Medio, 27 Januari 2024   

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun