Mohon tunggu...
Eko Kristie
Eko Kristie Mohon Tunggu... Guru - Payung itu melindungi diri. Payung itu norma, tradisi, agama, dan segala sesuatu yang menjadikan hidup semakin nyaman.

Pada mulanya adalah kata-kata. Itulah awal Tuhan Allah mengenalkan dunia. Ayo, saling mengenal untuk memuliakan karya agung-Nya!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ayo, Menjadi Sosok Nasionalis yang Tulus! (Cara Koh Jul Menarasikan Kebhinekaan)

25 Maret 2018   00:37 Diperbarui: 25 Maret 2018   00:42 600
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto: tangseloke.com

"Manusia itu unik dan menarik. Tidak bisa ditebak" jawab pria yang sejak kelas 4 SD bercita-cita menjadi orang kaya ini. "Kadang orang yang paling Anda cintai bisa sangat menyakiti hati Anda, kadang orang yang sering Anda bantu malah mengecewakan Anda. Terkadang orang yang jarang Anda bantu malah bisa menjadi orang yang paling banyak menolong Anda."

Itu adalah pelajaran yang bisa ia simpulkan ketika merintis bisnis di berbagai daerah seluruh Indonesia. Karena keunikan manusia itulah, maka sangat wajar jika terjadi konflik atau ketidak-cocokan saat kita membina hubungan bisnis dengan rekan kita.Itu sebabnya mengapa di dunia ini ada perang. Karena ada 1 milyar perbedaan dan keunikan yang tidak bisa ditebak. Karena pengalaman itulah, Julianto memilih motto hidup yang sangat menggambarkan dirinya, yaitu " Hidup Untuk Memahami, Bukan Untuk Dipahami." (http://juliantoekaputra.com)

Kebaikan itu mirip udara. Atau yang lebih mengena bagi tubuh manusia: virus. Koh Jul adalah salah satu jenis virus di Indonesia yang piawai menyebarkan viruas kebaikan. Bertumpu pada pembelajaran untuk memberi kesempatan "memilih" kepada anak didik, berbuah menjadi anak-anak mandiri -- bahkan semenjak dini. Ditopang dengan konsep terhadap "kesadaran" yang banyak dilupakan manusia, maka proses pencapaian terhadap keinginan  pun pasti terwujud. Koh Jul lalu menawarkan dan memromosikan suatu suatu aturan main. 

Dream -- hope -- spirit -- action -- succes, itulah aturan main dalam meraih keinginan dalam hidup. Dia pun menyebarkannya dengan berapi-api, juga musik yang tiada henti dalam sesi-sesinya (tapi, kadang mengganggu juga saat ada yang bicara). Wajahnya yang semanak, berpakaian tidak terlalu necis, teriakan yang nyaman di telinga, juga kiat penawaran yang luwes tanpa memaksa -- dirinya tidak sekadar motivator terampil, sekaligus pemecah kegelapan bagi Indonesia yang kaya dan beragam.

Sekolah Tinggi Ilmu Kewirausahaan  (STIK) sedang dibangunnya untuk sementara menjadi satu-satunya di Indonesia. Izinnya baru terbit pada bulan Maret 2018 ini -- pasti akan menumbuhkan pioner-pioner yang mengatasi kebuntuan kelahiran wirausaha di Indonesia. Seperti sekolah SPI yang telah menginspirasi dunia pendidikan kita, sekolah kewirausahaan ini pasti akan berbuah pada 4-5 tahun mendatang. Salah satu kelemahan pengusaha-pengusaha kita, terlepas dari beberapa gelintir yang visioner, yaitu tidak terampil dalam membaca dan menulis. Kita bisa membayangkan andaikata para pengusaha Indonesia mempunyai kebiasaan membaca dan menulis, pasti dunia usaha kita akan lebih kompetitif dan berdaya tahan. Negara ini pun akan disegani, bahkan bahkan kelak menjadi tujuan studi banding  bagi negara-negara lain.

Dengan pengemasan kurikulum membaca dan menulis bagi calon-calon pengusaha itu, modal mereka kian komplet untuk memasuki dunia nyata. Jadi, selamat memberi kesempatan memilih dan menotok kesadaran anak-anak bangsa, juga pemangku kepentingan lainnya! Indonesia selalu membutuhkan sosok-sosok yang tulus mencintai negara dan bangsanya. Ada ajakan untuk terus-menerus menarasikan kebinekaan melalui media sosial. 

Kebinekaan adalah keniscayaan. Kebinekaan adalah modal. Kebinekaan adalah masa depan bangsa ini. Program atau gerakan yang hebat dalam bidang apa pun, tanpa kesadaran pada kebinekaan, cepat atau lambat akan menimbulkan problema yang berkepanjangan. Koh Jul telah menarasikan kebinekaan dalam hidupnya!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun