Tuan, jangan pergi, kata si hamba
jika engkau pergi, pantaskah kita memamit masa lampau yang membuatnya tiada?
Tuan, jangan biarkan kami berpulang dalam palung yang amus, lagi amis ini
tengoklah musafir
ia berjalan terus
mencapai puncak titik pencarian kebenaran
tanpa mengenal lelehan urat nadi
Tuan, biarlah si bijak bersama "pantha rei"nya berlabuh pada palungan bait sucimu
hidup bisa ditimang, sulit ditimbun.Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!