Tuan, jangan pergi, kata si hamba
jika engkau pergi, pantaskah kita memamit masa lampau yang membuatnya tiada?
Tuan, jangan biarkan kami berpulang dalam palung yang amus, lagi amis ini
tengoklah musafir
ia berjalan terus
mencapai puncak titik pencarian kebenaran
tanpa mengenal lelehan urat nadi
Tuan, biarlah si bijak bersama "pantha rei"nya berlabuh pada palungan bait sucimu
hidup bisa ditimang, sulit ditimbun.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!