Dibalik gigitan manisnya kue keranjang, terdapat sebuah rahasia kuliner yang menghiasi meja makan dalam perayaan Tahun Baru Imlek selama berabad-abad.Â
Tradisi makanan Tionghoa ini tak hanya sekadar kudapan lezat, melainkan juga memiliki makna budaya yang dalam.Â
Dibuat dari bahan-bahan sederhana seperti tepung ketan, gula, dan air, sehingga menghasilkan kue dengan tekstur kenyal dan rasa gurih yang khas.Â
Dengan resep tradisional yang diwariskan secara turun-temurun, kue keranjang menjadi bukti nyata bagaimana sebuah kudapan dapat menyimpan sejarah dan kekayaan budaya dalam setiap gigitannya.
Sejarah Kue Keranjang
Kue keranjang, atau yang juga dikenal sebagai nian gao dalam bahasa Tionghoa, melibatkan legenda kuno serta tradisi yang kaya akan makna budaya.Â
Menurut cerita-cerita yang mungkin sering kita dengar dari generasi ke generasi, kue keranjang memiliki akar yang dalam  atas perayaan Tahun Baru Imlek.
Salah satu legenda yang paling terkenal adalah tentang seekor monster bernama Nian, yang konon menyerang desa-desa pada malam tahun baru untuk memangsa penduduk, ternyata sangat takut pada warna merah, suara keras, dan api.Â
Menurut legenda tersebut, penduduk desa menemukan bahwa kue yang dibuat dari ketan yang ditempeli dengan merah dan dipanggang dengan keras, atau "keranjang" seperti yang dikenal dalam bahasa Mandarin, mampu menakut-nakuti monster tersebut dan melindungi mereka.Â
Sejak saat itu, kue keranjang menjadi simbol perlindungan, keberuntungan, dan kemakmuran dalam perayaan Imlek.
Seiring berjalannya waktu, kue keranjang terus menjadi bagian integral dari perayaan Tahun Baru Imlek. Meskipun bentuk dan rasa kue keranjang telah mengalami berbagai variasi dari satu daerah ke daerah lainnya. Namun, makna dan simbolismenya tetap kuat.Â
Resep dan Cara Pembuatan Kue Keranjang
Kue Keranjang memiliki tekstur yang kenyal mirip dengan dodol dan warnanya didapat dari larutan karamel yang digunakan sebagai salah satu bahan utamanya.Â
Meskipun terdengar rumit, proses pembuatannya sebenarnya tidak sesulit yang dibayangkan.Â
Ada cara mudah untuk membuat hidangan ini, dan berikut ini resep rahasianya. Yuk, cobalah membuatnya sendiri di rumah!Â
Bahan:
- 600 g gula pasir
- 600 ml air
- 600 g tepung beras ketan
- 50 g tepung tapioka
- sdt garam
- Plastik tahan panas/daun pisang
Cara Membuat:
- Untuk membuat kue keranjang, pertama-tama, masak 200 gram gula pasir dalam panci hingga menjadi karamel berwarna cokelat tua. Kemudian, tambahkan air dan aduk hingga karamel larut, lalu matikan api.
- Setelah itu, masukkan sisa gula pasir ke dalam larutan karamel, aduk hingga rata, dan diamkan hingga dingin. Sementara itu, dalam wadah besar, campurkan tepung beras ketan, tepung tapioka, dan garam, lalu aduk rata.
- Tuangkan larutan karamel ke dalam campuran tepung secara perlahan sambil terus diaduk hingga merata.
- Selanjutnya, siapkan 8 buah loyang kue keranjang dengan volume 200 ml, dan alas dengan plastik tahan panas atau daun pisang.
- Tuangkan 200 ml adonan ke dalam setiap loyang. Susun loyang dalam dandang panas dan masak selama 2-2,5 jam hingga adonan matang. Setelah matang, angkat kue dari loyang dan biarkan hingga tidak panas.
- Terakhir, tutup permukaan kue keranjang dengan selembar plastik kaca. Keluarkan kue dari loyang, dan gunting bagian tepi sisa plastik hingga rata. Kue keranjang siap disajikan!
Demikianlah rahasia kelezatan dari kue keranjang dan makna tradisionalnya, kue keranjang menjadi bagian tak terpisahkan dari perayaan Imlek di Indonesia dan juga menjadi favorit bagi banyak orang di berbagai kesempatan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI