Belajar dari kisah di atas yang dikaitkan dengan makna kelembutan, maka ada beberapa hal yang dapat kita petik dalam sikap kelembutan:
Satu, Menahan kemarahan
Marah tidak dapat dihindari, setiap kita pasti pernah marah, namun menjadi marah-marah atau memiliki sifat pemarah dapat dihindari. Tentu tidak mudah untuk dapat mengubahnya, membutuhkan niat dan proses yang mesti dilalui.
Proses itu dapat dilihat dari intensitas marah yang tadinya setiap hari menjadi beberapa hari, menjadi satu minggu dan seterusnya, yang tidak kalah penting adalah jika kita harus marah maka marahlah dengan tujuan kebaikan dan bukan untuk melukai orang lain.
Dua, Rendah hati
Setiap kita memiliki potensi untuk menyombongkan diri. Misalnya pada waktu kita mendapatkan pujian dari orang lain, terkadang dalam batin kita mengatakan, "iya benar semua itu berkat usaha keras dari aku."
Orang-orang yang memiliki kerendahan hati adalah mereka yang dapat menyadari bahwa apa yang terjadi bukan semata-mata usanya sendiri, tetapi berkat dukungan orang lain, doa dari keluarga, dan kebaikan dari Sang Pencipta
Tiga, Sopan santun
Orang yang sopan santun adalah ia yang memiliki peradapan dan akhlak yang bagus. Ia juga memiliki budi pekerti dan tata krama yang baik. Menghargai orang lain dan dapat menempatkan diri dimana pun ia berada.
Sopan santun terwujud berkat kesadaran dan pemahaman akan kehidupan dengan benar. Ia memiliki dasar yang benar atau bersusila dalam memaknai kehidupan yang terpancarkan dalam cara bersikap dan berperilaku.
Empat, Keramahan
Keramahan dimengerti sebagai kebaikan hati, menarik budi bahasanya, manis tutur kata dan sikapnya, suka bergaul dan menyenangkan dalam pergaulan. Ia akan diterima dengan baik oleh lingkungannya.
Andai kata ia tidak ada maka akan dicari oleh teman-teamannya. Ia memiliki pribadi yang tidak memetingkan diri sendiri, tetapi pribadi yang sangat peduli pada teman-temanya. Menjadi pendengar yang baik dan mau memberikan pendapat untuk kebaikan.
***
Pada puncak ujian kelembutan adalah ketika ia dapat menerima atas perlakuan yang tidak adil dari seseorang, sementara ia sebenarnya dapat membalasnya. Ia dapat menyambutnya dengan ucapan syukur, karena ia tahu itu merupakan kemenangan atas kekerasan hatinya.