Jadi seseorang adalah misteri, tetapi manusia punya tanggung jawab untuk menjaga dan merawat kesehatan.
Menyalahkan Sang Pencipta
Manusia sebaiknya tidak menyalahkan Sang Pencipta, misalnya dilahirkan dari keluarga yang miskin, karena itu merupakan kedaulatan Sang Pencipta yang tidak bisa dipersoalkan. Itu merupakan pemberian yang tidak dapat dihindari.
Tetapi lihatlah, tidak sedikit orang yang dilahirkan dari keluarga miskin dapat menjadi kaya, berkat kerja keras, kerajin, dan keuletan yang dilakukan. Demikian juga anak yang dilahirkan dari keluarga broken home, bukan tidak mungkin kelak menjadi orang yang baik.
Jadi kamu tidak dapat menuntut dan mempersoalkan dilahirkan dari keluarga siapa. Namun, yang lebih penting adalah persoalkan apa yang harus dilakukan sehingga dapat mengubah pemberian yang sepertinya buruk menjadi baik.
Menjadi orang baik dan buruk bukan ditentukan oleh Sang Pencipta. Jika kamu bergaul dengan orang-orang jahat itu bukan kehendak Sang Pencipta, tetapi merupakan pilihan kamu sebagai bagian dari kehendak bebas.
Begitu pula rajin dan tidak rajin, tekun dan tidak tekun, taat dan tidak taat dan sikap-sikap lainnya merupakan pilihan kamu. Bahkan memutuskan untuk beribadah atau tidak beribadah merupakan pilihan kamu, Sang Pencipta tidak akan memaksa.
Sehingga kita tidak menyalahkan diri kita sendiri dan iri kepada orang lain yang dilahirkan dari keluarga berada atau dilahirkan dari keluarga harmonis. Mengetahui dan memahami keberadaan kita menjadi sesuatu yang penting.
Lalu bagaimanakah cara menangkap makna kehendak bebas?
Pertama, Tanggung jawab
Kehendak bebas diikuti dengan tanggung jawab. Artinya pilihan yang telah diambil akan ada konsekuensi yang perlu dipertanggungjawabkan. Mengambil istilah dalam berdemokrasi yaitu bebas, namun bertanggung jawab.
Karena ada tanggung jawab itulah maka kita perlu cermat dalam menentukan kehendak agar tidak salah pilih yang akan berakibat tidak baik bagi kehidupan. Bisa saja kita lepas tanggung jawab, namun pada hari akhir tetap harus dipertanggugjawabkan.