"Nikmati saat kamu harus menikmati setiap momen kehidupan, dan bertahanlah saat keadaan mengharuskan kamu untuk bertahan."
Di dalam menjalani kehidupan kita berharap semua berjalan dengan baik, namun seringkali yang terjadi sebaliknya. Tantangan dan permasalahan seringkali terjadi.
Bisa saja kita merasakan kedamaian ketika berada di rumah, tetapi ketika berada diluar rumah atau di tempat kerja tidak sedikit kita mengalami peristiwa atau perlakuan yang tidak kita harapkan.
Sekali dua kali mungkin kita bisa menahan amarah, namun lama-lama kita dapat terpancing untuk marah. Sementara marah yang tidak terkendali akan merugikan kita sendiri, kecuali marah untuk maksud baik dan bertujuan untuk membangun.
Alkisah ada tetangga yang sengaja membuang kotoran di depan pekarangan rumah orang lain. Ibu yang dihadiahi kotoran sempat berpikir untuk mengembalikan kotoran itu ke tetangga yang membuangnya. "Atau saya marahi saja ya orang itu?" ucapnya dalam hati.
Setelah berpikir cukup lama ibu ini mengurungkan niatnya dan dia lebih baik mengalah, ibu yang bijak ini mulai memungut kotoran dan dijadikan pupuk tanaman. Ia membalas kejahatan dengan kebaikan dan mengambil hikmahnya untuk mengubah kotoran menjadi sesuatu yang berguna.
Kisah tersebut merupakan ilustrasi akan pentingnya memiliki sikap yang positif yang berdampak positif juga bagi dirinya dan orang lain. Coba seandainya ibu itu memutuskan untuk marah pada tetangga maka masalah bisa menjadi panjang dan akan memperburuk dalam hidup bertetangga.
Menurut Stephen P. Robbins, seorang penulis manajemen dan perilaku organisasi memberikan pengertian sikap postif sebagai kecenderungan tindakan seseorang dalam mendekati, menyenangi, mengharapkan obyek tertentu secara postif.
Sedangkan Elwood N. Chapman, penulis buku Your Attitude Is Showing menerjemahkan sikap positif sebagai suatu isyarat tindakan yang dilakukan seseorang secara postif dalam bereaksi terhadap keadaan yang dialami.
Positive thinking (Photo by Andrea Piacquadiowww.pexels.com)
Dari terjemahan tersebut dapat disimpulkan bahwa sikap positif merupakan tindakan yang positif pada seseorang atas keadaan atau sesuatu yang dialaminya. Lalu bagaimana caranya agar dapat bersikap positif?
Pertama, Memahami keberagaman
Selama kita hidup dan berinteraksi dengan orang lain akan dihadapkan pada situasi yang terkadang tidak sesuai dengan harapan kita. Mulai dari perbedaan cara berpikir hingga tindakan yang tidak kita sukai.
Kita sebaiknya memahami keberagaman dan dapat menerima perilaku orang lain apa adanya. Toh, keadaan manusia tidak ada yang sempurna pasti memiliki kelemahan dan kelebihan. Kita perlu bersikap memaklumi dan memberikan toleransi pada orang lain.
Kedua, Menjaga hubungan baik
Sikap positif yang kita tunjukkan akan dirasakan oleh orang-orang disekitar kita dan akan berdampak positif dalam membangun relasi. Sebaliknya sikap negatif dapat merusak hubungan baik dan menjadi kontra produktif.
Hubungan baik perlu untuk menjaga keharmonisan dalam hidup berdampingan dengan orang lain. Â Dalam berinteraksi sebaiknya ada sikap saling pengertian dan menjaga perasaan orang lain.
Ketiga, Merasakan kedamaian
Jika kita dapat menahan amarah, sabar, mengalah, dan dapat mengambil hikmah dari sikap positif yang dilakukan maka kita akan merasakan kedamaian dan itu juga dapat dirasakan oleh orang yang berinteraksi dengan kita.
Kedamaian bukan ditentukan oleh apa yang kita miliki, namun bagaimana kita dapat menjaga hati, pikiran, dan tutur kata kita.
Keempat, Membuat produktif
Bersikap positif menyebabkan kita dapat menata hati dan berpikir jernih untuk dapat bertindak yang akan meningkatkan produktivitas kerja. Sehingga keuntungan begitu dekat kepada orang-orang yang bersikap positif.
Produktivitas tidak hanya ditentukan oleh fasilitas pendukung, namun juga sikap kita yang positif dalam menghadapi tantangan pekerjaan.
Kelima, Bukti kedewasaan
Sikap positif merupakan salah satu faktor dari kedewasaan rohani. Mereka dapat menempatkan diri dan bertindak secara terukur. Ia tidak mau citra dirinya dirusak hanya dengan sikap dan perilaku yang dapat merendahkan dirinya.
Orang dewasa tidak memikirkan dirinya sendiri, namun ia memikirkan apakah dirinya telah bermanfaat bagi orang lain.
***
Sikap positif perlu diputuskan dengan kesabaran dan tidak terburu-buru. Keputusan yang reaktif kerap kali menghasilakan sikap yang negatif yang akan berdampak buruk bagi dirinya dan orang lain.
Pengendalian diri dan ketenangan menjadi faktor yang perlu mendapat perhatian bagi kamu yang ingin memiliki sikap positif, dua sikap itu dapat dilatih agar semakin mempertajam nurani kita dalam bersikap. (KB)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H