Jika manusia telah dilengkapi dengan otak yang luar biasa, mengapa ada orang yang sukses, namun tidak sedikit orang yang tidak sukses? Jawabnya terletak pada bagaimana kita dapat memanfaatkan potensi otak kita dengan cara menghubungan neuron-neuron dalam otak.
Misalnya ada orang yag sangat ahli mengingat angka-angka, hal itu disebabkan otaknya lebih banyak hubungan neuron di daerah berpikir logis-matematis. Sementara orang yang sama itu tidak mempunyai kepercayaan diri dalam berkomunikasi karena otaknya memiliki hubungan neuron yang sedikit di daerah intelektual yang berbeda.
Masalahnya jenis hubungan neuron yang dimiliki saat ini merupakan hasil hubungan-hubungan neuron yang terekspos dan dirangsang sejak dalam kandungan. Kemudian sesudah dilahirkan hingga berusia 14 tahun, pola perilaku seperti sabar, terburu-buru, keras kepala, pemarah, dan sebagainya terbentuk melalui interaksi dengan orang lain.
Kabar baiknya adalah jika kita tidak memiliki hubungan neuron yang cukup efektif. Kita dapat menciptakan rangsangan otak yang benar atau dapat memprogram ulang pola-pola yang membatasi, misalnya fobia dan kebiasaan-kebiasaan buruk.
Lalu langkah-langkah apa saja yang perlu dilakukan untuk memaksimalkan potensi otak kita? Paling tidak ada enam langkah memaksimalkan potensi diri. Yuk, kita akan mengulik bersama:
Pertama, Berikan yang terbaik
Memberikan yang terbaik kiranya menjadi spirit orang-orang yang ingin memaksimalkan potensi diri, janganlah bekerja asal-asalan. Bekerja memberikan yang terbaik dibutuhkan keseriusan dan komitmen.
Bekerja asal-asalan menunjukkan kualitas kita rendah, sehingga tidak dapat bersaing baik di tempat kerja maupun di tempat berusaha. Jika kita bekerja atau berusaha degan sungguh-sunguh maka penghasilan akan mengikuti kita.
Kedua, Cetak biru pemenang
Jika orang lain dapat berhasil kenapa kita tidak? Di sini kita dapat melakukan cetak biru keberhasian orang lain, kita perlu meniru sikap-sikap yang dilakukan, misalnya: kerja keras, tekun, jujur, dan antusias.
Strategi meniru dan memodifikasi sesuai dengan potensi kita, akan mempersingkat durasi waktu dalam meraih keberhasilan dan meminimalkan risiko yang akan terjadi, karena telah belajar dari kegagalan dan keberhasilan orang lain.
Ketiga, Nilai-nilai, tujuan, dan strategi
Buanglah nilai-nilai dan tujuan lama yang buruk, lalu bangunlah nilai-nilai baru yang positif yang dapat dipergunakan untuk menentukan tujuan. Ini dilakukan dengan cara keluar dari zona kenyamanan.