Hampir tiga puluh menit pria pemberani itu menyelesaian aksinya di ketinggian 160 kaki dihadapan ribuan tatapan mata yang berdecak kagum. Kali ini yang menjadi sorotan bukan dirinya saja, namun juga anak muda yang ada di punggungnya.
Banyak orang yang mengerumuni pemuda itu dan bertanya “apa yang membuatnya berani melakukan aksi yang berbahaya itu?” Dengan nada datar pemuda itu menjawab: “karena aku tahu kemampuannya maka aku berani.” "Aku tahu kemampuan dia dan aku percaya tidak mungkin dia mencelakakan aku” lanjutnya dengan mata berbinar-binar.
Mereka berpelukan menikmati keberhasilannya dan penonton menyambut pertunjukkan langka itu dengan penuh antusiasme dan kekaguman. “Aku bangga atas keberanianmu,” celetuk sang Akrobatik dan dijawab oleh si pemuda “Aku juga banga bisa menemani di punggungmu.”
Pria akrobatik itu diketahui bernama Charles Blondin asal Saint-Omer, Perancis dan yang digendong itu adalah Harry Colcord, sang manajer yang setia menemaninya dimana pun Blondin tampil, dan peristiwa itu terjadi pada sekitar tahun 1859.
Kisah klasik tersebut di atas hendak mengingatkan kita akan istilah “kepercayaan.” Sang manajer percaya akan kemampuan Blondin karena telah mengenalnya bertahun-tahun, tidak saja mengetahui keahliannya, namun juga karakter, sifat, komitmen, dan kepribadiannya. Mari kita akan belajar mengenai kepercayaan.
Pengertian Percaya
Percaya dalam KBBI diterjemahkan sebagai mengakui atau yakin bahwa sesuatu memang benar atau nyata; menganggap atau yakin bahwa sesuatu itu benar-benar ada; menganggap atau yakin bahwa seseorang itu jujur (tidak jahat dan sebagainya); yakin benar atau memastikan akan kemampuan atau kelebihan seseorang atau sesuatu (bahwa akan dapat memenuhi harapannya dan sebagainya).
Dari kisah dan terjemahan di atas ada beberapa hal yang dapat kita pelajari:
Pertama, Percaya adalah berani mempercayakan
Jika kamu akan menitipkan dompet, maka tidak sembarang orang kamu percayakan dompet itu, namun pada orang yang sudah dikenal kredibilitasnya. Sama dengan kisah di atas si manajer mau digendong oleh Blondin, karena ia tahu kemampuannya, sehingga ia percaya akan berhasil.
Kedua, Percaya adalah tindakan
Orang tidak cukup hanya berkata: “saya percaya,” namun tidak menjalankan. Jika kamu percaya pada nakhoda kapal yang akan menyeberangi lautan, maka kamu akan naik kapal itu tanpa ragu. Namun, jika kamu takut dan tidak mau naik ke dalam kapal, berarti kepercayaan kamu patut disangsikan.
Ketiga, Yakin bahwa sesuatu benar