Empat, Pelajari potensi pasar, market size dan market share. Jangan sampai meluncurkan produk atau layanan yang tidak memiliki segmentasi pasar yang memadai. Sebaiknya adakan riset pemasaran terlebih dahulu.
Lima, Persiapkan sumber daya ahli pada produk atau bisnis yang baru. Jika tidak ada kandidat dari organisasi maka dapat merekrut dari luar yang benar-benar sejalan dengan visi, misi dan budaya organisasi.
***
Salah satu perusahaan yang sukses melakukan strategi diversifikasi produk adalah perusahaan Disney yang bermula dari industri film animasi (games & entertainment), kini telah merambah ke bisnis consumer products, studio entertainment, parks & resorts, dan media networks.
Pada tahun 2014 Disney, membukukan total revenue USD 48 miliar, dibawah Wal-Mart ( USD 483 milar), Apple (USD 182 miliar), dan di atas Fox (USD 32 miliar). Dan sejak 2009 sahamnya telah mengalami kenaikan sebesar 500%.
Keberhasilan The Walt Disney Company tidak dapat diraih begitu saja, namun membutuhkan kreativitas, komitmen dan kerja keras seperti yang telah dirintis oleh pendiri perusahaan Walt Disney, dan mampu dilanjutkan oleh para CEO yang andal.
(Kris Banarto)
Rujukan:
Caudilo, Fransisco, Skief Houben, and Jehan Zeb Noor. (2015). Growing Beyond the Core Business. McKinsey's & Company.
Corporate Finance Institute.com. Product Diversification.