Mohon tunggu...
Kris Banarto
Kris Banarto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pemerhati Bisnis dan Humaniora

Penulis buku: Transformasi HRD dalam Bisnis (Deepublish, 2021). Ketika Kita Harus Memilih (Gunung Sopai, 2022). Rahasia Sukses Bisnis Modern (Deepublish, 2022). Merajut Keabadian (Bintang Semesta Media, 2023). Kupas Tuntas Bisnis Properti (Deepublish, 2024). Website: www.ManajemenTerkini.com.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Begini 4 Peran Coach dalam "Facilitates Clients Growth"

26 Juli 2021   06:51 Diperbarui: 26 Juli 2021   11:15 732
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Anda tidak pernah mengubah orang dengan melawan realitas mereka yang ada” (Richard Buckminster Fuller, arsitek, penulis dan penemu dari Amerika Serikat).

Manusia dengan segala perilaku yang ada tidak mudah diubah oleh orang lain. Karena ia sudah memiliki keyakinan-keyakinan yang dibangun dari pengalaman sejak kanak-kanak. Perubahan dianggap tidak penting dan lebih memilih berada di zona nyaman.

Anehnya keyakinan ada yang berada di pikiran sadar (conscious mind) maupun pikiran bawah sadar (subconscious mind). 

Pikiran sadar merupakan pikiran berdasarkan logika yang berfungsi sebagai perencana. Sedangkan pikiran bawah sadar berhubungan dengan pikiran kreatif yang melaksanakan apa yang direncanakan alam sadar. Pikiran bawah sadar berisi memori subjektif yang hanya sekadar merespons apa yang diputuskan pikiran sadar.

Jika yang kita pikirkan adalah hal-hal negatif, maka pikiran bawah sadar akan menyimpannya dan akan mengeluarkan hal negatif. Demikian pula sebaliknya jika sesuatu yang ada dalam pikiran positif, maka akan memunculkan sesuatu yang positif.

Pikiran bawah sadar ibarat tanah yang dapat menumbuhkan pohon apa saja tergantung dari benih yang ditaburkan. Menaburkan benih buruk akan menuai keburukan demikian halnya berlaku sebaliknya.

Pengertian Perilaku

Menurut Burrhus Frederic Skinner, Profesor psikologi dari Harvard University (1958-1974) merumuskan behaviour atau perilaku merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus atau rangsangan dari luar.

Oleh karena itu perilaku terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut merespons. 

Maka teori Skinner ini disebut teori “SOR” atau Stimulus, Organisme dan Respons. Sedangkan organisme menurut KBBI diterjemahkan sebagai susunan yang bersistem dari berbagai bagian jasad hidup untuk suatu tujuan tertentu. Nah, perilaku manusia terbentuk oleh beberapa faktor yaitu:

Pertama, Persepsi
Persepsi merupakan tanggapan atau penerimaan dari pengalaman yang diperoleh melalui indra penglihatan, pendengaran, penciuman, perabaan dan pengecapan.

Kedua, Motivasi
Motivasi dipahami sebagai dorongan melakukan tindakan untuk mencapai tujuan tertentu, hasil dari dorongan akan diwujudkan dalam bentuk perilaku.

Ketiga, Emosi
Perilaku juga dapat timbul dikarenakan emosi, sedangkan emosi dipengaruhi aspek psikologis berhubungan erat dengan keadaan jasmani yang merupakan hasil dari keturunan. Oleh karena itu perilaku yang timbul oleh emosi merupakan perilaku bawaan.

Keempat, Belajar
Belajar merupakan suatu proses pembentukan perilaku yang dihasilkan dari praktik dalam lingkungan kehidupan. 

Belajar adalah suatu perubahan perilaku yang dihasilkan dari perilaku sebelumnya atau terdahulu.

Belajar merupakan proses pembentukan perilaku (sumber foto: Freepik.com)
Belajar merupakan proses pembentukan perilaku (sumber foto: Freepik.com)

Benjamin Bloom (1956), mengklasifikasikan tujuan pendidikan dalam 3 bidang, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik. 

Kognitif mencakup aktivitas otak yang berfungsi memproses pengetahuan, pemahaman, analisis dan penerapan.

Afektif mencakup fungsi yang berkaitan dengan sikap, nilai dan perasaan. Sedangkan psikomotorik berkaitan dengan ketrampilan dan kemampuan bertindak setelah menerima pengalaman belajar.

Jadi perubahan perilaku dapat diubah dalam 3 hal, yaitu pengetahuan, sikap, dan ketrampilan.

Facilitates Clients Growth

Menyadari akan sulitnya perubahan tingkah laku yang dilakukan oleh orang lain, maka coaching hadir sebagai fasilitator untuk membantu klien bertumbuh berdasarkan kesadaran dirinya.

Coaching bertujuan untuk membantu klien mengambil tindakan dan bergerak maju untuk mencapai hasil yang direncanakan. 

Coach berperan sebagai co-creator yang memfasilitasi prosesnya sehingga klien dapat memunculkan ide-ide baru. Yang membedakan pendekatan coaching dengan pendekatan mentoring, training, counseling, counsulting adalah tindakan dari klien berasal dari kesadaran klien sendiri dan bukan karena ide atau saran dari coachKarena sebenarnya manusia memiliki ide yang terpendam.

“Everyone is born a genius, but the process of living de-genius them" (Richard Buckminster Fuller)

Klien belajar dari dirinya sendiri dengan bantuan coach yang menata pola pikirnya, melakukan provokasi ide-ide baru dan mengembangkan perilaku yang mendukung ke arah tujuan yang akan dicapai.

Lalu bagaimana cara seorang coach dalam memfasilitasi pertumbuhan klien?

Designing Action

Designing actions atau merancang tindakan merupakan kemampuan coach untuk membantu klien memperoleh pembelajaran yang bermanfaat untuk merumuskan langkah-langkah tindakan nyata.

Coach membantu klien merumuskan langkah-langkah tindakan (sumber foto Freepik.com)
Coach membantu klien merumuskan langkah-langkah tindakan (sumber foto Freepik.com)

Peran coach membimbing klien untuk menemukan ide-ide dan menelaah pilihan-pilihan sehingga ia siap mengambil tindakan. Di dalam merancang tindakan, berikut ini beberapa aspek yang patut dipertimbangkan:

Action Planning
Sesi coaching yang berkesinambungan membutuhkan rangkaian tindakan dari perjalanan sesi ke sesi agar keseluruhan sesi ada progress atau kemajuan. Setiap sesi menghasikan action plan yang akan dijalankan hingga sesi berikutnya.

Brainstorming
Dalam coaching sebisa mungkin ide-ide datang dari klien, peran coach di sini berfungsi sebagai fasilitator. Namun tidak menutup kemungkinan coach dapat berbagi pandangannya, jika klien menghendakinya.

Exploring Concerns and Opportunities
Proses membangun ide bisa menghasilkan pilihan-pilihan yang mungkin memerlukan analisis. Peran coach adalah menggali lebih dalam hal-hal yang menjadi concern klien.

Challenging Assumption
Tidak jarang klien sulit menemukan ide karena pikirannya dibatasi oleh asumsi dirinya sendiri. Peran coach membantu klien untuk keluar dari zona nyaman, dengan mengajukan pertanyaan yang bersifat challenging.

---

Coach berperan untuk memastikan klien benar-benar menjalankan komitmen yang ia sepakati pada sesi coaching. 

Seorang Coach menyerahkan tanggung jawab sepenuhnya kepada klien untuk menjalankan tindakan, namun bukan berarti coach melepaskan klien begitu saja.

Coach harus melakukan follow-up dengan menanyakan bagaimana hasil tindakannya dan memastikan yang dilakukan masih on the track dengan tujuan yang telah dicanangkan.

Seorang klien akan termotivasi ketika ia mendapatkan acknowledgement atau penghargaan dalam sesi coaching. Pengakuan coach selayaknya datang dari pengamatan objektif sehingga klien termotivasi untuk berbuat lebih baik. (KB)

Rujukan: Falaq Arsendatama, Al. (2021). Professional Coach Certification Program. Jakarta: Kognisio PT Cipta Adhi Potensia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun