Mohon tunggu...
Kris Banarto
Kris Banarto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pemerhati Bisnis dan Humaniora

Author: Transformasi HRD dalam Bisnis (2021). Ketika Kita Harus Memilih (2022). Rahasia Sukses Bisnis Modern (2022). Merajut Keabadian (2023). Kupas Tuntas Bisnis Properti (2024).

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Hindari "Leading Questions" dalam Coaching Mengapa?

21 Juli 2021   08:39 Diperbarui: 21 Juli 2021   08:49 1122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Coach harus dapat membangkitkan kesadaran klien (Sumber Freepik.com)

"Belajar dari kemarin, hidup untuk sekarang, berharap untuk besok. Hal yang paling penting adalah jangan berhenti bertanya." Albert Einstein, ahli fisika dari Jerman dan AS.

Seni mengajukan pertanyaan adalah alat untuk membuka nilai: memacu pembelajaran, mendorong inovasi, meningkatkan kinerja, mengurangi risiko, dan membangun kepercayaan.

Pertanyaan yang bagus merangsang percakapan strategis, memunculkan asumsi penting, mendorong rasa ingin tahu, memfokuskan penyelidikan, dan menghasilkan pertanyaan yang lebih baik lagi. Mereka melibatkan pendengar dengan cara yang bermakna.

Dalam karya klasiknya tahun 1936, How to Win Friends and Influence People, karangan Dale Carnegie, penulis, pengajar dan pelatih dari Missouri AS, menasihati: "Ajukan pertanyaan yang orang lain akan senang menjawabnya." Lebih dari delapan puluh tahun kemudian, kebanyakan dari kita masih gagal mengindahkan nasihat bijaknya.

Nah, pernahkah kamu mengalaminya diberikan pertanyaan dan dengan senang hati kamu menjawabnya. Misalnya kamu mendapatkan rangking 1 di sekolah dan sampai di rumah orang tuamu bertanya "Hei kamu rangking berapa" pasti dijawab dengan penuh antusias.

Pertanyaan yang tepat menjadi penting tidak sekedar basa-basi. Maka diperlukan ketrampilan untuk memberikan pertanyaan yang aktual sesuai dengan situasi orang lain, agar ia merasa diperhatikan.

Riset Powerful Questions

Alison Wood Brooks, Phd dan kolega dari Harvard Business School meliputi Karen Huang, Michael Yeomans, Julia Minson dan Francesca Gino telah meneliti ribuan percakapan alami dengan pertanyaan-pertanyaan baik secara luring maupun daring.

Dalam penelitiannya mereka mengajukan beberapa pertanyaan yaitu 9 pertanyaan dalam 15 menit dan lainnya hanya 4 pertanyaan dalam 15 menit. Hasil riset menemukan, mereka yang baru berkenalan bersedia untuk kencan ke dua pada pasangan yang lebih banyak mengajukan pertanyaan.

Dari hasil penelitian itu dapat disimpulkan bahwa mengajukan banyak pertanyaan akan membuka ikatan antar personal dan membuka pembelajaran. Pertanyaan merupakan sarana yang sangat kuat untuk dapat meraih manfaat.

Temuan lainnya adalah banyak orang berharap orang lain akan bertanya banyak hal mengenai dirinya. Namun mereka tidak percaya orang lain akan mengajukan pertanyaan itu.

Hal ini menandakan bahwa pertanyaan itu penting bagi dirinya. Tetapi banyak orang jarang melakukannya. Lalu apa saja yang menjadi penghambat orang enggan bertanya?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun