Mohon tunggu...
Kris Banarto
Kris Banarto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pemerhati Bisnis dan Humaniora

Penulis buku: Transformasi HRD dalam Bisnis (2021). Ketika Kita Harus Memilih (2022). Rahasia Sukses Bisnis Modern (2022). Merajut Keabadian (2023). Kupas Tuntas Bisnis Properti (2024). Website: www.ManajemenTerkini.com.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Brain Fog dan Pentingnya Coaching Menggunakan i-GROW

16 Juli 2021   15:00 Diperbarui: 19 Juli 2021   11:37 2982
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Orang yang paling sempurna bukanlah orang dengan otak yang sempurna, melainkan orang yang dapat mempergunakan sebaiknya-baiknya dari bagian otaknya yang kurang sempurna."- Aristoteles, Filsuf dari Yunani.

Jika kamu mencari barang dan tidak menemukan, sementara yang menaruhnya kamu sendiri. Atau ketika berangkat kerja, kamu merasa lupa apakah sudah mengunci pintu atau belum. Jangan-jangan, kamu mengalami brain fog?

Apa Itu Brain Fog?

Brain fog atau kabut otak adalah suatu kondisi seseorang merasa sulit untuk dapat berkonsentrasi dan tidak dapat fokus dalam memikirkan sesuatu.

Kabar baiknya brain fog bukan merupakan penyakit, namun gejala dari suatu kondisi. Penyebabnya mulai dari stres, kelelahan, kurang istirahat hingga demensia atau pikun.

Brain fog dapat muncul sesekali saja dan kembali bisa berpikir dengan normal. Namun dalam kasus-kasus tertentu brain fog dapat muncul lebih sering yang akan mengganggu aktivitas dan kehidupannya.

Lalu bagaimanakah caranya mengatasi brain fog? 

Kamu sebaiknya mempunyai pola hidup yang baik antara lain istirahat cukup 7 hingga 8 jam sehari, aktif melakukan olahraga 3 sampai dengan 6 kali dalam seminggu.

Kemudian mengelola stres dengan baik, ambil waktu untuk menganalisis permasalahan dengan tenang. Sebaiknya hindari konsumsi alkohol atau obat terlarang.

Bermain games atau musik diyakini baik untuk kesehatan otak dan konsumsi makanan bergizi yang tinggi antioksidan, mineral, vitamin, protein, sayuran dan omega 3.

Mengambil Keputusan

Brain fog akan mengganggu dalam pengambilan keputusan. Karena mengambil keputusan membutuhkan ketenangan pikiran. 

Selain itu pikiran semakin lelah karena dipaksa untuk bekerja, akibatnya hanya sedikit waktu otak untuk beristirahat.

Agar lebih mudah dalam pengambilan keputusan berikut ini langkah-langkah yang perlu kamu lakukan:

  1. Di dalam mengambil keputusan sedapat mungkin menggunakan logika yang didukung dengan data dan fakta yang ada. Meskipun pengambilan keputusan dapat dipengaruhi oleh gaya kepemimpinan masing-masing individu.
  2. Mintalah pendapat beberapa orang untuk memberikan masukan-masukan. Namun kamu minimal sudah memiliki gambaran akan keputusan supaya tidak bingung adanya masukan dari orang lain.
  3. Buatlah analisis terlebih dahulu sebelum membuat pilihan keputusan. Kamu dapat membuat dua atau tiga pilihan, lakukan pertimbangan dan ambil yang terbaik.
  4. Keputusan hendaknya diambil dalam keadaan tenang dan dapat menggunakan hati nurani atau pertimbangan dari sisi kemanusiaan.

Bantuan Coach

Tidak sedikit orang yang terjebak dalam rutinitas dan kesibukan mengurus keluarga sehingga lupa untuk merencanakan masa depan dan membuat tujuan kehidupan. Sudahkah kamu merancang tujuan hidup?

Tujuan hidup penting bagi kamu untuk dapat menarik tindakan-tindakan yang tepat, jika tidak memiliki tujuan maka dapat dipastikan tindakan yang dilakukan tidak akan efektif.

Ada orang yang dapat merancang tujuan dan rencana tindakan seorang diri, namun tidak sedikit yang dapat melakukannya. Di sini diperlukan orang lain untuk membantunya, dalam hal ini seorang coach.

Tugas coach adalah membantu klien menggali potensi yang ada, menentukan tujuan hidup dan membuat rencana tindakan. Sedang targetnya adalah mengubah mindset dan perilaku klien.

i-GROW Model

Mengenai coaching model terdapat banyak percakapan coaching yang digunakan pada situasi dan kebutuhan yang berbeda. 

Pada Coaching Indonesia Academy (CIA), menggunakan i-GROW model, sebagai adaptasi dari GROW model yang perkenalkan oleh John Whitmore.

i-GROW model merupakan alur percakapan dalam proses coaching agar sistematis dan efektif, i-GROW merupakan singkatan dari Intention, Goal, Reality, Options dan Will/Way forward.

GROW model (sumber rencanamu.id)
GROW model (sumber rencanamu.id)

Seorang coach hendaknya memiliki fokus pada klien dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang berbobot, menggali kreativitas dan mendengarkan dengan baik. Menciptakan suasana akrab dengan bahasa tubuh terbuka.

Dalam sesi coaching, sepakati topik dan tujuan yang akan dicapai, coach harus melakukan eksplorasi kepada klien, membangun ide, merencanakan tindakan klien dan membuat keputusan.

Berikut alur i-GROW yang perlu kamu ketahui.

Pertama, Intention
Coach hadir sepenuhnya untuk mendengarkan dan memberikan respons pada klien. Bertindak sabar, tenang dan tidak tergesa-gesa untuk mendapatkan solusi. Membangun rasa ingin tahu dan menahan untuk menasihati atau memberikan masukan.

Kedua, Goal
Buatlah kesepakatan dengan klien mengenai topik dan hasil dari proses coaching. Seorang coach bersiap untuk menggali dan mendengarkan penuturan dari klien. Misalnya dapat mengajukan pertanyaan, topik apa yang ingin menjadi fokus? Dan hasil apa yang ingin diperoleh dalam coaching?

Ketiga, Reality
Coach harus memahami fakta-fakta yang sedang dihadapi oleh klien. Ajukan pertanyaan secara terbuka, dengarkan dan terus menggali lebih dalam lagi. Contoh pertanyaannya adalah bagaimanakah situasinya sekarang? Apa yang sudah dilakukan?

Keempat, Options
Membangun ide klien untuk menemukan alternatif solusi. Membuka ruang untuk bertukar pikiran, jika diperlukan. 

Coach dapat mengajukan pertanyaan, apa yang perlu ditingkatkan? Apa yang akan dilakukan?

Kelima, Will/Way forward
Membuat kesepakatan mengenai tindak lanjut yang akan dilakukan disertai dengan komitmen klien. Mintalah klien untuk menyimpulkan hasil dari sesi coaching. Akhiri dengan pertanyaan, kapan mulai melakukan? Apa yang dapat disimpulkan dari sesi coaching ini?

.....

Kehadiran coach dapat membantu kamu dalam merancang tujuan, baik mengenai kehidupan, pekerjaan dan bisnis.

Jangan sampai kamu mengalami brain fog berkelanjutan dan tidak mendapatkan solusi yang tepat.

Sebenarnya setiap individu memiliki potensi yang dapat dikembangkan menuju kehidupan lebih berarti dan bernilai. 

i-GROW model menjadi instrumen yang efektif diterapkan dalam proses coaching. (KB)

Rujukan:

  • Halodoc.com
  • Alodokter.com
  • Falaq Arsendatama, Al. (2021). Professional Coach Certification Program. Jakarta: Kognisio PT Cipta Adhi Potensia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun