Mohon tunggu...
Kris Banarto
Kris Banarto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pemerhati Bisnis dan Humaniora

Author: Transformasi HRD dalam Bisnis (2021). Ketika Kita Harus Memilih (2022). Rahasia Sukses Bisnis Modern (2022). Merajut Keabadian (2023). Kupas Tuntas Bisnis Properti (2024).

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Perlukah Menerapkan Prinsip Pareto di Perusahaan?

31 Maret 2021   08:15 Diperbarui: 31 Maret 2021   11:31 2095
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Prinsip Pareto (Sumber: pixabay.com)

Fenomena prinsip Pareto dapat terjadi dalam seluruh bidang. Angka 20% sebab akan berpengaruh terhadap 80% akibat, atau 80% sebab dapat berpengaruh terhadap 20% akibat. Walaupun angka ini tidak mutlak.

Seperti dalam contoh perbankan di atas berarti 80% nasabah hanya berkontribusi terhadap 20% jumlah tabungan. Hal ini disebabkan rata-rata nasabah memiliki jumlah saldo tidak besar.

Namun jangan sampai nasabah minoritas dikesampingkan, mereka tetap mendapatkan pelayanan sesuai dengan SOP (Standar Operasional Prosedur), hanya tidak mendapatkan pelayanan istimewa.

Implementasi Prinsip Pareto

Di dalam organisasi bisnis prinsip Pareto, dapat diimplementasikan dengan cara mempelajari data-data yang ada dalam perusahaan. Apakah ada indikasi prinsip Pareto, misalnya:

1. Kinerja SDM

Misalnya mengenai SDM di bagian penjualan, dengan melihat kinerja dari tenaga penjualan. Biasanya hanya ada beberapa orang tenaga penjualan yang memberikan sumbangsih cukup besar terhadap penjualan.

Angkanya tidak harus mutlak 20% / 80%. Namun, dapat bergeser misalnya menjadi 30% / 70%. Nah, perusahaan dapat memperhatikan 30% tenaga penjualan karena memberikan kontribusi yang cukup signifikan terhadap kinerja perusahaan.

Perusahaan bisa memberikan kenaikan gaji, bonus atau insentif. Agar dapat memacu penjualan lebih cepat lagi dan menumbuhkan semangat kepada tenaga penjualan yang kinerjanya kurang bagus.

Bagian HRD sebaiknya mengevaluasi kinerja karyawan melalui KPI (Key Performance Indicators). Secara umum kinerja karyawan terdapat 3 tingkatan, sekitar 20% merupakan karyawan unggul, 60% karyawan dengan kinerja standar, dan 20% adalah karyawan dengan kinerja rendah.

Kemudian Manajer HRD membuat program rewards & punishment untuk memberikan penghargaan lebih kepada karyawan unggul, meningkatkan kemampuan kepada karyawan standar dan memberikan hukuman kepada karyawan yang berkinerja rendah.

Bisa jadi 20% karyawan unggul ini merupakan karyawan kunci yang selama ini menggerakkan organisasi perusahaan. Mereka tersebar di beberapa departemen yang ada.

2. Produk dan Keuangan

Dari data keuangan akan terlihat jumlah pemasukan dari produk yang terjual. Biasanya akan akan ada produk-produk unggulan yang laris manis. Produk itu hanya beberapa saja tetapi menyumbang omzet penjualan yang besar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun