Setelah gagal dalam kontestasi Pilgub DKI Jakarta 2017, kemudian AHY mendirikan The Yudhoyono Institute yang berfokus pada isu-isu strategis baik nasional, regional maupun global.
Satu tahun kemudian Partai Demokrat menunjuk AHY sebagai Kogasma (Ketua Komando satuan Tugas Bersama), walaupun mendapatkan kritik dari sebagian senior partai bahwa lembaga  itu tidak tercantum dalam AD/ART partai.
Pada Pilpres 2019 AHY sempat masuk bursa calon presiden dan wakil presiden. Tetapi keberuntungan belum berpihak pada dirinya.
Demikian juga namanya tidak masuk dalam jajaran kabinet Joko Widodo, sementara tokoh lain yang ia dukung sebelumnya, Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno berhasil mendapat jabatan menteri.
Hal ini diduga sebagai akibat buruknya hubungan antara Ketua Umum PDIP Megawati dengan Mantan Presiden SBY. Walaupun AHY sudah mengambil inisiatif untuk bertemu dengan Megawati, toh belum dapat mengetuk hati putri proklamator Soekarno itu.
Akhirnya berkat peran Ayahanda, AHY dipilih menjadi Ketua Umum Partai Demokrat periode 2020--2025 dalam Kongres Partai Demokrat pada bulan Maret 2020.
***
Kegagalan AHY dalam ajang Pilgub DKI Jakarta 2017 dan kandasnya sebagai capres atau cawapres 2019 menjadi salah satu dasar para senior partai berusaha mengambil alih nakhoda Partai Demokrat.
Mereka meragukan kepemimpinan AHY dapat menaikkan suara partai berlambang bintang mercy tersebut dalam ajang pemilu tahun 2024.
Seperti diketahui Partai Demokrat pernah berjaya pada era SBY pada tahun 2009 sebagai pemenang pemilu, tetapi setelah itu menurun. Pada pemilu 2014 mendapat 10,9% suara dan lima tahun kemudian memperoleh 7,77% suara.