Ketua Umum DPP Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menuduh adanya upaya kudeta ketua umum partai yang dipimpinnya oleh orang dekat Presiden Jokowi.
Menurutnya upaya pengambilalihan secara paksa mendapat dukungan dari sejumlah menteri dan pejabat di lingkaran Presiden Jokowi. Ia menduga itu dilakukan secara sistematis oleh para kader dan mantan kader Partai Demokrat.
Sementara itu Ketua Bapilu Partai Demokrat Andi Arief memberikan penjelasan secara gamblang bahwa yang dimaksud oleh AHY adalah Kepala Kantor  Staf Presiden (KSP) Jenderal (Purn) TNI Moeldoko.
Namun tuduhan itu dibantah KSP Moeldoko, dalam klarifikasi ia membenarkan adanya kunjungan beberapa orang dari Partai Demokrat tetapi tidak membicarakan kudeta.
Lebih lanjut mantan Pangalima TNI di era Presiden SBY itu meminta untuk tidak mengait-ngaitkan dengan Presiden Jokowi dan istana tetapi itu murni urusan pribadinya.
Ia juga menyindir AHY untuk tidak baper, "jadilah pemimpin yang kuat, jangan mudah baperan".
#Jadi Bola Liar
Setelah AHY melakukan konferensi pers pada 2 Februari 2021 menjadi bola liar dengan banyaknya klarifikasi dari para tokoh yang merasa tersinggung oleh pernyataannya.
Mantan Sekjen Partai Demokrat Marzuki Alie turun gunung, ia mengancam akan membongkar keburukan partai, jika namanya dikaitkan dengan isu kudeta.
Rekan partai yang lain yaitu mantan anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat, Max Sopacua menyatakan tersinggung dituduh berada pada kelompok Moeldoko, karena ia tidak mengetahui apa-apa.
Dari kalangan menteri ikut ambil suara yaitu Menko Polhukam Mahfud MD membantah dirinya merestui KSP Moeldoko untuk mengambil alih ketua umum Partai Demokrat. "Mengagetkan, saya tak pernah berbicara itu dengan Pak Moeldoko, terpikir saja tidak, apalagi merestui," kata Mahfud dalam akun Twitternya.
Sedangkan dari kalangan senior Partai Demokrat menggelar konferensi pers menanggapi isu kudeta yang diarahkan pada mereka.