Pada waktu mudik di daerah Jawa Tengah dan bertemu dengan saudara-saudara, saya dikejutkan dengan kondisi anak-anak usia SD yang kegemukan (obesitas). Saya heran karena satu tahun yang lalu tubuhnya masih ideal.
Lalu saya berusaha mencari tahu baik bertanya kepada anak-anak itu maupun orangtuanya. Rupa-rupanya perubahan postur tubuh itu sebagai dampak sekolah secara PJJ (Pendidikan Jarak Jauh) dan larangan orangtua untuk keluar rumah.
Kita dapat memahami alasan itu untuk menjaga anak-anak terkena penularan Covid-19, namun sedapat mungkin obesitas dapat dihindari karena dalam jangka panjang akan berpengaruh tidak baik pada kesehatan.
#Pengertian Obesitas
Obesitas atau kegemukan adalah penumpukan lemak yang berlebihan di dalam tubuh. Hal ini disebabkan oleh kalori yang masuk ke dalam tubuh lebih besar dari yang sebenarnya dibutuhkan.
Kelebihan kalori ini akan di simpan dalam bentuk lemak. Selain itu kurangnya aktivitas fisik dan kebiasaan makan yang tidak sehat menjadi penyebab timbulnya obesitas.
#Mengukur Obesitas
Untuk mengetahui obesitas dapat menggunakan rumus BMI (Body Mass Index) atau indeks masa tubuh caranya dengan menghitung perbandingan antara tinggi badan dengan berat badan.
Melalui aplikasi yang ada kita dapat memasukkan berapa tinggi dan berat badan kemudian akan muncul hasil angka. Skor di atas 25 termasuk kategori kelebihan berat badan dan di atas 30 termasuk golongan obesitas.
Selain itu obesitas dapat diketahui dengan mengukur lingkar pinggang, seberapa tebal lipatan kulit dengan menggunakan Skinfold dan mengukur kadar lemak dengan alat Bioelectrical Impedance Analysis (BIA).
#Bahaya Obesitas
Data dari WHO tahun 2016 menunjukkan 650 juta penduduk dewasa dan 340 juta anak-anak usia 5 sampai 19 tahun mengalami berat badan berlebihan.
Masalah obesitas akan memicu sakit jantung, pembuluh darah, diabetes dan hipertensi sehingga meningkatkan jumlah kematian. Dengan kata lain jumlah angka kematian disebabkan obesitas lebih besar dibandingkan dengan orang yang memiliki berat badan normal.