Sedangkan Bobby-Aulia mendapatkan 55,2% suara dan Akhyar-Salman meraih 44,8% suara. Berdasarkan hitung cepat yang dilakukan Charta Politika.
Pilkada Kota Medan juga di ikuti dua peserta, Bobby-Aulia di jagokan oleh partai PDIP, Gerindra, Golkar, PAN, Hanura, NasDem, PPP dan PSI. Sedangkan Akhyar-Salman diusung koalisi PKS dan Demokrat.
Meskipun menang berdasarkan hitung cepat namun Bobby enggan menanggapinya dan tetap berharap menunggu hasil resmi dari KPU.
Jokowi Membuat Rekor Baru
Dengan kemenangan Gibran dan Bobby tersebut berarti Jokowi membuat rekor baru "hattrick" yaitu seorang presiden yang mempunyai anak dan menantu, wali kota. Atau keluarga yang memiliki 3 pejabat yaitu seorang presiden dan 2 orang wali kota.
***
Masyarakat mungkin tidak mempermasalahkan lagi adanya dugaan dinasti politik, dan berharap Gibran dan Bobby dapat mengabdikan jabatannya untuk kemajuan kota dan kepentingan masyarakat.
Manakala mereka dapat membuktikan janji-janji selama kampanye dan menciptakan pemerintahan yang bersih dari KKN, bisa jadi masyarakat akan terobati dengan adanya isu dinasti politik.
Namun sebaliknya apabila pemerintahan kota yang di pimpinnya tidak lebih baik dari pemimpin sebelumnya, maka masyarakat akan sulit melupakan isu dinasti politik.
Di sini nama besar Joko Widodo dipertaruhkan pada anak sulungnya dan sang menantu. Akankah ke depan masyarakat melihat nama Joko Widodo menjadi harum dengan kiprah mereka atau sebaliknya namanya menjadi terpuruk karena ulah mereka berdua.
Sementara wabah pandemi Covid-19 yang belum menunjukkan penurunan membutuhkan penanganan yang tepat para kepala daerah dan menjadi tantangan yang tidak mudah.
Presiden Joko Widodo sendiri harus berjuang keras untuk membawa bangsa ini keluar dari pandemi Covid-19 dan memulihkan resesi ekonomi.