Penangkapan itu berawal dari laporan masyarakat akan adanya transaksi rekening bank yang melibatkan penyelenggara negara, pada tanggal 21 sampai 23 November 2020. Rekening itu diduga sebagai penampung dana dan dipergunakan untuk berbelanja barang mewah di luar negeri.
Edhy Mohon Maaf
Dalam pernyataannya pasca penangkapan, Edhy mengaku akan bertanggung jawab atas apa yang telah ia lakukan dan mengikuti proses pemeriksaan. Ia juga mengundurkan diri sebagai Menteri KKP dan Waketum Partai Gerindra.
Tidak lupa ia juga minta maaf pada Presiden Joko Widodo, karena telah mengkhianati kepercayaan yang diberikan. Edhy juga minta maaf kepada mentor dan gurunya Prabowo yang telah mengajarkan banyak hal.
Dengan mata berkaca-kaca Edhy juga meminta maaf kepada Ibunda yang mungkin sedang menonton, dia berharap ibunda tetap kuat pada usianya yang sudah sepuh.
Ibu mana yang tidak bersedih melihat putranya yang ia cintai dan banggakan selama ini karena prestasinya, harus terkubur oleh kecerobohan yang dilakukan.
Kekecewaan pasti dialami oleh Prabowo Subianto sebagai ayah asuhnya sejak usia muda, menyekolahkan, mendidik sebagai seorang politikus dan pebisnis yang sukses.
Istri dan anak-anak Edhy harus menanggung malu dengan perilaku yang tidak terpuji dari ayahnya yang selama ini dihormati dan menjadi idolanya.
Sebagai masyarakat kita juga prihatin atas maraknya kasus korupsi yang menimpa para politikus, seolah tidak takut pada hukuman dan dampak negatif bagi keluarga, pemerintahan dan masyarakat.
Sungguh uang telah membutakan nurani dan akal sehat, uang menjadi yang utama dari apa pun. Sekalipun nama, jabatan, popularitas dan keahlian yang dimilikinya jauh melebihi dari nilai uang yang dikorupsi.
Rujukan:
- www.tribunnews.com
- Wikipedia.org
- Nasional.kompas.com
- Sumeks.co
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H