Organisasi bisnis terkadang terjebak oleh fokus pada pembenahan internal perusahaan dan lupa untuk mempelajari perubahan eksternal yaitu ancaman dari pesaing dan perilaku pelanggan.
Kesalahan fokus ini dapat mengakibatkan terlambat mengantisipasi perubahan perilaku pelanggan dan adanya inovasi produk atau layanan pesaing. Hal ini akan berpengaruh pada menurunnya keuntungan.
Profesional HR tidak hanya mengerjakan administrasi personalia. Tetapi bagaimana menggerakkan divisi terkait untuk melakukan inovasi produk atau layanan agar dapat mencapai kepuasan pelanggan.
Manajemen puncak sebaiknya memberikan kewenangan penuh kepada profesional HR (Human Resources) atau sumber daya manusia untuk merancang strategi bisnis ditengah-tengah perubahan bisnis yang begitu cepat.
Sebaliknya apabila sudah diberikan wewenang, profesional HR harus dapat menggerakkan dan mendorong organisasi bisnis agar efektif. Membangun komunikasi dengan pemimpin puncak dan karyawan, agar menjadi pribadi yang dapat dipercaya dan dapat diandalkan.
Prof. Dave Ulrich dari Michigan State University merumuskan 6 kompetensi profesional HR. Seorang profesional HR yang telah menjadi seorang aktivis dan kredibel (Credible Activist), maka sudah mempunyai modal yang kuat untuk melakukan langkah-langkah selanjutnya yaitu Strategic Positioner, HR Inovator and Integrator, Change Champion, Technology Proponent, dan Capasity Builder.
Mari kita simak apa saja 6 kompetensi yang dibutuhkan profesional HR:
#1. Strategic Posisioner
Strategic Positioner atau penentu posisi strategis berbicara mengenai seorang profesional HR dalam berpikir dan bertindak di dalam maupun di luar organisasi. Sebelum membuat strategi di dalam organisasi, ia harus mempelajari kondisi bisnis secara menyeluruh.
Mempelajari industri bisnis dengan menggunakan analisis PESTLE (Politik, Ekonomi, Sosial, Teknologi, Legal, Environmental). Bagaimana pengaruh 6 faktor tersebut terhadap industri bisnis. setelah itu barulah menyusun strategi dan eksekusi secara konsisten.
#2. Inovator dan Integrator SDM
Profesional HR harus melakukan inovasi-inovasi baik produk atau layanan dan mengintegrasikan dalam praktik organisasi. Untuk itu diperlukan pengembangan SDM.
Mulai dari rekrutmen, seleksi, pelatihan, pengembangan bakat, SOP (Standar Operasional Prosedur), KPI (Key Performance Indicator) dan desain kerja organisasi. Semua dilakukan sesuai dengan kebutuhan organisasi.
#3. Change Champion
Dalam mewujudkan juara perubahan maka profesional HR memastikan kesanggupan internal organisasi baik sarana, prasarana, SDM, infrastruktur untuk berubah sesuai dengan tuntutan perubahan eksternal.
Untuk mendapatkan hasil yang optimal maka perubahan harus terjadi pada semua tingkatan baik individu karyawan, cara berpikir dan mengubah pola organisasi. Perubahan melibatkan pemangku kepentingan, menerjemahkan dan melakukan perubahan.
Mempertahankan sebuah perubahan dengan cara membakukan perubahan melalui sumber daya organisasi. Menciptakan organisasi yang fleksibel, gesit, responsif dan efektif serta mewujudkan perubahan industri bisnis.
#4. Technology Proponent
Kemajuan teknologi telah membantu banyak orang untuk memudahkan komunikasi. Profesional HR berperan memanfaatkan kemajuan teknologi untuk mendukung SDM lebih efektif, dengan cara menyiapkan infrastruktur yang memadai.
Dengan adanya infrastruktur tersebut akan memudahkan komunikasi baik internal maupun eksternal perusahaan. Selain itu memudahkan dalam administrasi personalia dan meningkatkan citra organisasi menjadi lebih baik.
#5. Capasity Builder
Masing-masing SDM mempunyai keahlian yang berbeda-beda. Tugas profesional HR adalah membangun kemampuan karyawan untuk mewujudkan organisasi yang kuat dan efektif.
Perusahaan harus bersedia berinvestasi untuk mengembangkan kemampuan SDM. Melalui kapabilitas yang ada akan terbentuk budaya organisasi, memperbaiki proses dan untuk identitas perusahaan.
Organisasi yang sukses diukur ketika karyawan telah menemukan makna dan tujuan hidup di tempat kerja.Â
Para profesional HR dapat membantu para manajer divisi untuk mengarahkan karyawan menemukan makna dan tujuan itu.
#6. Credible Activist
Profesional HR yang efektif adalah seorang aktivis (yang dapat menggerakkan) dan kredibel (dapat dipercaya) oleh manajemen puncak. Seorang profesional HR hanya merupakan aktivis tetapi tidak kredibel maka hasilnya tidak maksimal.
Begitu pula sebaliknya sudah kredibel tetapi tidak aktivis maka tidak membawa pengaruh yang besar terhadap organisasi. Aktivis dan kredibel harus dimiliki profesional HR. Kredibilitas muncul melalui komitmen, tindakan nyata, membangun hubungan pribadi, saling percaya dan dapat diandalkan.
Para profesional HR sebagai seorang aktivis tidak melulu mengenai aktivitas HR tetapi tentang bisnis. Harus dapat mempengaruhi karyawan untuk meningkatkan kinerja dan menghasilkan produk atau layanan yang kompetitif dan meningkatkan kepuasan pelanggan.
Rujukan: datafacts.com
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI