Negeri ini semakin menangis manakala pemimpin bangsa dan elit politik melanggengkan dinasti politik, dengan mencalonkan anak, menantu atau keponakan menjadi calon wali kota.
Yang mengherankan dengan pengalaman yang terbatas dapat menyingkirkan para senior partai yang lebih berpengalaman. Akhirnya mereka kecewa tetapi tidak dapat berbuat banyak karena terikat kebijakan partai.
Hal ini menjadi preseden yang buruk bagi para pejabat di tanah air. Dinasti politik dapat merusak proses kaderisasi partai untuk menghasilkan pemimpin yang baik.
Bagaimana Sikap Kita
Mencermati apa yang terjadi bagi bangsa ini, baik pandemi Covid-19 maupun iklim politik merupakan sesuatu yang tidak kita harapkan, namun juga tidak dapat dihindari.
Apa pun yang terjadi tidak lantas menjadi alasan untuk berpindah warga negara, seperti yang ramai dibicarakan oleh warganet. Bukankah ada ungkapan daripada hujan emas di negeri orang, lebih baik hujan batu di negeri sendiri.
Sebagai orang beragama marilah kita berdoa bersama kiranya Tuhan memulihkan bangsa yang kita cintai. Kita semua mengambil bagian untuk memerangi Corona dengan menerapkan protokol kesehatan.
Semua berjuang untuk menggerakkan kembali roda perekonomian yang sempat berhenti, sesuai dengan bidangnya masing-masing. Bagi yang terkena PHK mulai belajar menjadi seorang wirausaha secara mandiri.
Banyaknya waktu yang tersedia, kita bisa gunakan untuk lebih mendekatkan diri dengan Sang Khalik, agar kita dapat memahami rencana-Nya dalam kehidupan kita.
Rujukan:
- detik.com
- cnnindonesia.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H