Sejak tahun 1990-an atau dia berusia 40 tahun lebih nyaman tinggal di saudaranya di Jakarta daripada tinggal di rumah bersama orang tuanya di kampung. Dia sempat bekerja di sebuah bengkel milik saudaranya tapi hanya berlangsung sekitar tujuh tahun.
Pernah suatu kesempatan dia ingin pulang ke tempat tinggal orang tuanya di daerah Jawa Tengah. Saudara melarangnya karena khawatir akan mengamuk di rumah orang tua.
Tetapi apa yang terjadi dia nekat pulang dengan berjalan kaki, sampai telapak kaki melepuh, tubuhnya kumal dan bau menyengat. Sebenarnya keluarga merasa iba tetapi tidak tahu bagaimana menyembuhkannya.
Perawatan di Rumah Sakit Jiwa
Dan tahun 2019 silam karena saudara yang di tempati tidak kuat lagi, maka dia dibawa ke rumah sakit jiwa. Kebetulan rumah sakit jiwa itu bersebelahan dengan rumah sakit biasa. Sehingga dia tidak menaruh curiga.
Usia penderita ini sudah menginjak senja yaitu hampir 70 tahun. Dan sudah cukup lama mengidap gangguan jiwa yang tidak pernah di obati.
Saya sendiri ikut mengantar bersama saudara dan saya katakan sebelum pulang mudik, harus diperiksa terlebih dahulu supaya sehat. Nanti kalau sudah sehat bisa pulang ke Jawa.
Untung dia menurut dan tidak mengamuk, tetapi halusinasi masih nampak sekali dari kata-katanya yang kacau. Kami yang mengantar ditanya kronologisnya dan gejala-gejalanya oleh perawat yang bertugas.
Kami sampaikan apa adanya penyebabnya dan perilakunya selama ini. Dan perawat yang berjaga mengatakan kalau saudara saya itu mengidap skizofrenia. Saya lantas bertanya seputar penyakit itu dan bagaimana pengobatannya.
Perawat itu mengatakan penderita harus rutin menkonsumsi obat dan memeriksakan ke dokter jiwa. Memang tidak bisa menyembuhkan sepenuhnya tetapi minimal dapat menekan halusinasi.
Akhirnya pasien dirawat selama 21 hari sesuai dengan paket BPJS di rumah sakit jiwa. Selama satu minggu keluarga tidak diperbolehkan mengunjungi, agar pasien tidak minta pulang.