Mohon tunggu...
Kris Banarto
Kris Banarto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pemerhati Bisnis dan Humaniora

Penulis buku: Transformasi HRD dalam Bisnis (2021). Ketika Kita Harus Memilih (2022). Rahasia Sukses Bisnis Modern (2022). Merajut Keabadian (2023). Kupas Tuntas Bisnis Properti (2024). Website: www.ManajemenTerkini.com.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Anjay, Gibran dan Bobby "Menyingkirkan" para Senior Partai

4 September 2020   13:49 Diperbarui: 4 September 2020   13:40 319
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Achmad Purnomo tersingkir namun legawa, CNN Inodesia.com

Kalau di Pilkada Solo Purnomo tersingkir dan legawa, tetapi di Medan berbeda Akhyar tersingkir dan tetap bertarung melalui partai Demokrat.

Perang Pilkada Medan akan lebih seru dibandingkan Solo. Akankah tim sukses dan para pendukung Akhyar Nasution, menyerang lawan dengan isu dinasti politik?

Kesimpulan

Stikma masyarakat mengenai dinasti politik yang sedang dimainkan para pejabat, telah mengganggu demokrasi yang sedang dibangun di negeri dengan penduduk seratus enam puluh juta jiwa ini.

Para pejabat piawai memanfaatkan jaringan untuk melakukan lobi ke pengurus partai. Baik dengan hegemoni jabatan maupun kekuatan dana telah mangaburkan objektivitas penilaian para pengurus partai.

Partai tidak lagi mencari calon terbaik dari kader internal, tetapi memilih kandidat yang populer dan dapat memenangkan pertarungan.

Mengabaikan kandidat berdasarkan pengalaman, kemampuan dan pengabdian kepada partai. Sejatinya kepala daerah bukan sebagai ajang mencari pengalaman, tetapi menerapkan pengalaman dalam pengabdian kepada masyarakat.

Dampak dari dinasti politik akan menyebabkan demotivasi para kader partai untuk terlibat aktif dalam partai. Mereka bukan mencari pengalaman sebanyak-banyaknya untuk merintis karir politik, tetapi bagaimana ia harus dekat kepada para pengurus pusat atau ketua umum partai.

Rujukan :

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun