Pria mantan vokalis Nidji itu juga melakukan konferensi pers dan beritanya menghiasi media online tanah air.
Tokoh-tokoh sekaliber Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan yang menempati tiga besar survei elektabilitas Capres 2024 saja masih takut-takut deklarasi, mungkin di suruh deklamasi pun ogah melakukan, hehehe.
Gibran Aman
Namun kalau kita mau mengamati dengan saksama, seiring gencarnya pemberitaan pencalonan Giring, maka secara perlahan berita Gibran menjadi redup.
Lalu warganet mulai membanding-bandingkan antara Giring dan Gibran. Kenapa Giring tidak meniru langkah Gibran menjadi calon walikota?, atau Giring lebih cocok jadi calon walikota daripada Capres
Membandingkan usia Giring (37) dan Gibran (32), juga pengalaman dan kemampuan. Giring sebagai seorang pemimpin grup band dan perusahaan.
Sementara Gibran sebagai pengusaha catering, pedagang martabak, star up aplikasi Kerjaholic  dan ketua Asosiasi Perusahaan Jasa Boga Indonesia (APJBI) Kota Solo.
Lalu mereka lupa kalau Gibran telah membuang Purnomo yang sebenarnya telah mendapat restu dari DPC Solo. Mereka juga lupa ada Bobby Nasution yang sedang melakukan lobi-lobi politik dengan pengurus partai di Kota Paris Van Sumatera.
Publik mungkin akan tersadar dan bertanya apakah sebuah skenario, kemunculan Giring mencalonkan diri sebagai Capres untuk mendongkrak nama Gibran?.
Seorang figur belum kelihatan baik kalau belum ada pembanding-nya. Sebaliknya figur akan kelihatan baik kalau dibandingkan dengan figur yang kelasnya dibawah.
Logika ini yang mungkin sedang dibangun, sehingga masyarakat akan berkata daripada Giring Nyapres, masih lebih baik Gibran yang Nyalon Walikota!
Jagi Giring muncul untuk membuka jalan bagi Gibran, mungkinkah?