Bagi masyarakat tidak mempersoalkan proses terpilih-nya pemimpin, tapi apakah pemimpin tersebut dapat memajukan wilayah dan membuat sejahtera masyarakat.
Itulah yang membuat sakit hati Purnomo, seorang kader PDIP, berpengalaman sebagai wakil walikota selama dua periode, alumnus farmasi tetapi harus dipaksa menelan pil pahit, mak jleb.
Walaupun konon sempat ditawari jabatan oleh Jokowi namun ia menolaknya, bisa jadi telah membuat hopeless mantan dosen UGM tersebut.
Sebagai obat penawar sakit, Purnomo hanya minta kepada Jokowi untuk membantu pembangunan sebuah Masjid Taman Sriwedari Solo dan konon Jokowi-pun menyanggupi sebesar 138 Milyar, dana dari mana ya? (Pikiran Rakyat 20 Juli 2020).
Dinasti Politik
Berita tak sedap rupa-rupanya tidak sampai berhenti disitu, sang menantu Jokowi yaitu Bobby Nasution (29) ternyata sedang berjibaku dalam kontestasi Pilkada Kota Medan. Rupa-rupanya jejak sang mertua yang sukses meraih RI-1 di negeri seribu pulau ini, telah diikuti menantunya.
Maka aroma tak sedap isu politik dinasti berhembus begitu cepat, sekencang usulan Gubernur Anies Baswedan agar sepeda balap masuk ke jalur tol.
Beberapa warganet yang semula mendukung habis-habisan Jokowi, karena dikenal bersahaja, merakyat dan pekerja keras. Menyayangkan sikapnya dan perlahan mulai luntur kepercayaan-nya, sayang !
Bahkan  isu politik dinasti menjadi peluru yang cukup efektif dari KAMI yang di motori Din Syamsuddin untuk menyerang Jokowi dan pemerintah.
Media asing The Star asal Malaysia dan Straits Times asal Singapura menulis artikel yang hampir sama konten-nya bahwa Jokowi sedang memupuk dinasti politik setelah dua anggota keluarganya maju dalam Pilkada 2020. (Suara.com, 27 Juni 2020).
Giring Bernyanyi Nyaring
Kemunculan si kribo Giring dengan penuh percaya diri bak bintang panggung dengan alunan Laskar Pelangi-nya, berteriak nyaring mau Nyapres tahun 2024.
Tidak ada petir tidak ada hujan, dengan mengejutkan foto dirinya telah terpampang pada billboard di sudut-sudut kota dengan label Capres 2024.