Mohon tunggu...
Kris Banarto
Kris Banarto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pemerhati Bisnis dan Humaniora

Penulis buku: Transformasi HRD dalam Bisnis (2021). Ketika Kita Harus Memilih (2022). Rahasia Sukses Bisnis Modern (2022). Merajut Keabadian (2023). Kupas Tuntas Bisnis Properti (2024). Website: www.ManajemenTerkini.com.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

KAMI, Membaca Arah Politik Din Syamsuddin dan Gatot Nurmantyo?

22 Agustus 2020   07:35 Diperbarui: 1 September 2020   09:08 12875
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Deklarasi KAMI sumber Tribunnews.com

Tumbang-nya rezim orde baru setelah 32 tahun berkuasa. Memunculkan era reformasi yang ditandai dengan kebebasan berpendapat dan berkumpul di muka umum.

Praktis presiden yang berkuasa pada masa reformasi dari BJ Habibie, Gus Dur, Megawati, SBY sampai Jokowi tidak bisa dihindari diwarnai dengan kritik bahkan demonstrasi yang dilakukan oleh oposisi maupun lawan politiknya.

Kritik yang disampaikan pasti mempunyai metode yang berbeda, bisa dengan cara menyerang pemerintah dengan melibatkan massa agar terkesan pemerintah tidak mampu mengelola bangsa, sementara pihak pengkritik di kesankan lebih mampu.

Namun kritik sebenarnya dapat disampaikan melalui dialog atau diskusi, yang diakhiri dengan kesimpulan berisi solusi-solusi atas suatu masalah.

Rasa-rasanya pilihan yang kedua mencerminkan orang yang beradab dan berbudaya. Kritik di sampaikan dengan santun dan bertujuan untuk memberikan masukan yang komprehensif.

Beberapa bulan yang lalu ekonom senior Rizal Ramli melakukan kritik tajam kepada pemerintahan Jokowi, rupa-rupanya Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan meradang dan menantang Rizal untuk berdebat, sayang peristiwa langka yang ditunggu khalayak tersebut batal karena sesuatu hal.

Deklarasi KAMI

Pada (18/08/2020) satu hari bangsa Indonesia Memperingati Kemerdekaan RI ke-75 telah terjadi Deklarasi KAMI (Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia) yang di gagas oleh mantan Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah Din Syamsuddin. Bertempat di Lapangan Tugu Proklamasi -- Menteng -- Jakarta Pusat yang dihadiri para tokoh diantaranya Gatot Nurmantyo, Rocky Gerung, Ichsanuddin Noorsy, Refly Harun, Said Didu dan MS Kaban.

Mereka menyerukan delapan butir tuntutan antara lain, mendesak penyelenggara negara, khususnya pemerintah, DPR, DPD, dan MPR untuk menegakkan penyelenggaraan dan pengelolaan negara. Menuntut pemerintah agar bersungguh-sungguh menanggulangi pandemi COVID-19 untuk menyelamatkan rakyat Indonesia. Dan menuntut pemerintah bertanggung jawab mengatasi resesi ekonomi.

Mencermati deklarasi KAMI yang merupakan gerakan moral rakyat Indonesia, ada beberapa hal yang perlu menjadi perhatian :

1. Momentum yang kurang tepat, di saat ibu pertiwi prihatin di dera pandemi yang tak kunjung selesai, bumi ini belum kering oleh tangisan keluarga korban Covid-19. Dan juga di tengah-tengah bangsa yang sedang merayakan kemerdekaan ke-75 dengan segala keterbatasan karena aturan protokol kesehatan. Tidak bisakah menunggu setelah wabah Corona berakhir?

2. Seandainya memang sudah tidak tahan apakah tidak bisa disampaikan secara santun, misalnya dari KAMI melakukan kajian dan hasilnya disampaikan kepada pemerintah. Atau bisa saja berdiskusi bersama antara KAMI dan wakil pemerintah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun