Mohon tunggu...
Kris Banarto
Kris Banarto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pemerhati Bisnis dan Humaniora

Penulis buku: Transformasi HRD dalam Bisnis (Deepublish, 2021). Ketika Kita Harus Memilih (Gunung Sopai, 2022). Rahasia Sukses Bisnis Modern (Deepublish, 2022). Merajut Keabadian (Bintang Semesta Media, 2023). Kupas Tuntas Bisnis Properti (Deepublish, 2024). Website: www.ManajemenTerkini.com.

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Solusi Investasi Selagi Pandemi

21 Agustus 2020   10:58 Diperbarui: 18 Januari 2021   15:57 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nah apabila Anda sudah melampaui tahapan di atas dan masih ada dana sisa maka lakukan investasi dengan pilihan portofolio yang relatif aman. Di dalam investasi berlaku hukum high gain high risk, investasi dengan imbal hasil yang tinggi maka risiko yang mengikuti juga akan tinggi, begitu pula sebaliknya.

Berikut ini beberapa portofolio yang dapat menjadi pertimbangan berinvestasi :

1. Tanah

Portofolio investasi ini cukup menarik karena luas bumi ini tetap, sementara permintaan terus bertambah, akibatnya akan terjadi kenaikan harga dari tahun ke tahun. Apalagi kalau tanah dapat disewakan akan menambah pemasukan. Sertifikat tanah juga dapat di agun-kan ke bank untuk mengajukan kredit. 

Tanah cenderung naik tetapi bervariasi sesuai dengan lokasi, di kota kenaikan per tahun bisa mencapai 10% hingga 15%, sementara di daerah berkisar 5% sd 10%. Maka ada baiknya apabila membeli tanah mempertimbangkan lokasi berada di pinggir jalan besar yang dapat dilalui mobil dan angkutan umum, dekat dengan fasilitas perbelanjaan, pendidikan dan rumah sakit. 

Tanah sebagai bagian dari properti menjadi beragam seperti rumah, ruko, kios, apartemen dan condotel. Di saat kondisi krisis seperti ini harga tanah mengalami kontraksi karena permintaan menurun, sehingga bagi Anda yang keuangan meluber dapat mempertimbangkan untuk belanja tanah.

2. Emas

Investasi emas cukup menarik bagi yang dananya terbatas dapat berupa perhiasan yang bisa dipakai dan mudah dijual kembali (liquid). Sedangkan yang berkantong tebal bisa berupa emas batangan mulai ukuran 1 gram sampai 1 kilogram. Uniknya di kala kondisi krisis ekonomi harga emas akan naik secara signifikan. 

Lihat saja pada Agustus 2018 harga emas per gram masih Rp. 651.000,- dan dua tahun kemudian Agustus 2020 harga sudah mencapai Rp. 1.102.000,- berarti ada kenaikan 34%/tahun. Sungguh menjadi berita yang menggembirakan bagi Anda yang telah mengoleksi emas jauh-jauh hai sebelum masa krisis.

3. ORI (Obligasi Ritel Indonesia)

Biasanya ORI memberikan bunga/kupon 1 sd 2% di atas bunga deposito. ORI diterbitkan oleh negara untuk pembangunan dengan meminjam uang rakyat, sehingga walaupun ada risiko gagal bayar tetapi kemungkinan kecil karena dananya tersedia di APBN. Biasanya ORI dijual melalui bank yang ditunjuk pemerintah.

4. Saham

Berbeda dengan emas yang mengalami kenaikan di kala krisis, tetapi saham akan mengalami penurunan. IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) pada Agustus 2018 sebesar Rp. 5.944,- dan dua tahun berselang Agustus 2020 sebesar Rp. 5.272,-  atau melemah 6%/tahun. Tetapi secara jangka panjang harga saham akan mengalami kenaikan. Jadi sebaiknya investasi saham bukan untuk jangka pendek. Dan pilihlah saham-saham blue chip atau saham unggulan perusahaan besar atau BUMN yang sudah terbukti tahan krisis.

5. Reksadana

Reksadana mengumpulkan dana dari masyarakat yang dikelola oleh manajer investasi, dan dana tersebut akan dikelola dan di investasi-kan dalam bentuk pasar uang dan pasar modal, yang hasilnya akan dikembalikan kepada nasabah. Ada beberapa pilihan produk Reksadana

  • Reksa Dana Saham, Reksa Dana yang menempatkan minimal 80% pada efek saham. Reksa Dana ini cocok untuk investasi jangka panjang dengan waktu 5 tahun atau lebih.
  • Reksa Dana Pendapatan Tetap, Reksa Dana yang menempatkan minimal 80% pada efek bersifat utang seperti obligasi atau surat utang. Reksa Dana ini cocok untuk investasi jangka pendek dengan waktu antara 1 -3 tahun.
  • Reksa Dana Campuran, Reksa Dana yang menempatkan maksimal 79% pada efek saham, obligasi dan instrumen pasar uang seperti deposito. Reksa Dana ini cocok untuk investasi jangka menengah antara 3 -5 tahun.
  • Reksa Dana Pasar Uang, Reksa Dana yang menempatkan 100% pada instrumen pasar uang dan/atau efek bersifat utang dengan jangka waktu kurang dari 1 tahun.

Kemudahan Investasi

Kemajuan teknologi informasi memudahkan masyarakat untuk berinvestasi secara mudah, misalnya pembukaan deposito nasabah tidak perlu datang ke bank, tetapi dapat melakukan secara daring.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun