Mohon tunggu...
Kris Banarto
Kris Banarto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pemerhati Bisnis dan Humaniora

Penulis buku: Transformasi HRD dalam Bisnis (Deepublish, 2021). Ketika Kita Harus Memilih (Gunung Sopai, 2022). Rahasia Sukses Bisnis Modern (Deepublish, 2022). Merajut Keabadian (Bintang Semesta Media, 2023). Kupas Tuntas Bisnis Properti (Deepublish, 2024). Website: www.ManajemenTerkini.com.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Konsep Michael Porter, Apakah Efektif Menangkal Krisis?

17 Juli 2020   08:04 Diperbarui: 16 Januari 2021   21:26 2850
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi krisis (Foto oleh Andrea Piacquadio dari Pexels)

Kalau kita mau flashback maka krisis tahun 2020 ini, juga di alami sekitar sepuluh tahun yang lalu tepatnya 2008/2009, sebagai akibat kebangkrutan Lehman Brothers - perusahaan bank investasi terbesar keempat di AS karena kredit macet yang memicu krisis ekonomi global, walaupun tidak sedahsyat krisis sekarang ini, tetapi membuat dunia usaha mengalami goncangan.

Tahun 1997/1998 Indonesia juga mengalami krisis sebagai akibat demonstrasi dengan menggunakan people power yang dimotori oleh mahasiswa yang tidak puas dengan rezim Orde Baru, sehingga terjadi kerusuhan di mana-mana, ekonomi lumpuh, banyak perusahaan gulung tikar. 

Lalu kira-kira bagaimana strateginya agar bisnis tahan banting di tengah hantaman krisis?

Konsep Five Forces Michael Porter

Konsep Five force (Image by Your Free Template.com)
Konsep Five force (Image by Your Free Template.com)

Konsep Analisis Lima Kekuatan (Five Forces) ini pertama kali dikemukakan oleh Michael Porter dari Universitas Harvard pada tahun 1979. Michael Porter juga dikenal sebagai Bapak Strategi Bisnis Modern. 

Analisis Lima Kekuatan Porter atau Porter's Five Forces Analysis ini merupakan salah satu analisis yang sering digunakan dalam manajemen strategi sebuah perusahaan.

Portes's Five Forces Analysis adalah suatu alat yang sederhana namun sangat berguna untuk memahami di mana letak kekuatan perusahaan kita dalam menghadapi situasi persaingan di dunia bisnis.

Dengan menggunakan Analisis Lima Kekuatan ini, kita dapat memahami kekuatan posisi persaingan saat ini dan kekuatan posisi persaingan pada bisnis yang sedang direncanakan.

1. Bargaining Power of Buyers
Yaitu fokus pada analisis pembeli, seberapa besar kekuatan pembeli untuk dapat mengancam bisnis, perusahaan harus bisa mengikat pembeli (customer bonding) menjadi customer yang setia pada produk (customer loyalty), dengan cara mengikuti keinginan pembeli. 

Sebagai contoh, Domino's Pizza menawarkan hadiah bagi pelanggan yang menciptakan versi pizza mereka sendiri melalui kampanye Domino's Pizza Mogul. 

Pelanggan kemudian diperbolehkan membagikan dan menjual resep mereka di sosial media. Bekerja sama dengan konsumen membuat pelanggan merasa menjadi bagian dari kesuksesan perusahaan Anda. Mereka juga akan turut bangga mengetahui perusahaan Anda sukses dan bisa menjadikan mereka salah satu pelanggan setia.

2. Bargaining Power of Suppliers
Seberapa besar perusahaan membutuhkan supplier, bahan baku dibeli dari supplier mana saja, perusahaan jangan sampai dimainkan oleh supplier tetapi bagaimana perusahaan dan supplier ber-kolaborasi secara saling menguntungkan.

Misalnya Gudang Garam, Djarum & Sampoerna yang menjalin kemitraan dengan petani tembakau dilakukan antara keduanya sejak awal tanam, hingga memanen tembakau.

Dalam sistem ini, pengusaha melakukan pendampingan terhadap petani, memberikan bimbingan dan penyuluhan tentang pola dan sistem budi daya tembakau. 

Pengusaha tidak hanya memberikan bantuan modal usaha, akan tetapi juga memberikan bantuan tenaga konsultan atau tenaga penyuluh, agar hasil produksi tembakau sesuai dengan keinginan pengusaha. 

Dalam kemitraan ini, pengusaha terlibat secara langsung, termasuk teknik budi daya dan teknik pemeliharaan selama musim tanam hingga panen tiba.

3. Thread of New Entrans
Apakah akan ada pemain baru yang akan menjadi ancaman bisnis?, Indofood Sukses Makmur yang memproduksi mi instan menggunakan peralatan yang baru, sehingga bisa menekan biaya produksi. 

Meningkatkan market share dengan cara menggunakan harga yang lebih murah tetapi tetap menghasilkan profit. 

Pengurangan biaya melalui economies of scale, modify supply chain, lean manufacturing. 

Indofood juga menjaga supply chain dengan distribusi yang merata di hypermarket, supermarket, minimarket, toko, warung, warung makan dari kota sampai desa seluruh Indonesia bahkan eksport ke manca negara.

4. Thread of Subtitute Product or Services
Apakah ada kemungkinan produk atau jasa digantikan dengan yang lain, perusahaan harus mempelajari kemungkinan produk digantikan produk lain yang lebih murah sehingga bisa menggeser produk yang ada.

Perusahaan otomotif  Toyota melakukan inovasi dari segi teknologi, produk, hingga layanannya. Ada beberapa inovasi yang tidak terlupakan dari perusahaan otomotif yang telah eksis di Indonesia sejak 40 tahun lalu ini.

Pertama dari segi produk Toyota sudah berhasil menghadirkan kendaraan-kendaraan ramah lingkungan. Misalnya saja seperti i-Road, kendaraan ramah lingkungan ber-teknologi Lithium Ion yang menggabungkan potensi mobil dan sepeda motor.

5. Rivalry Among Existing Competitor
Pesaing dalam industri atau pasar yang sama, tinggi rendahnya persaingan yang akan dianalisis dengan membangun brand, memperkuat produk dengan competitive advantages dan atau comparative advantages.

Kemungkinan akan sangat besar bisnis begitu terbuka, apalagi adanya free trade, asing bisa bisnis di Indonesia. Untuk menangkal tersebut brand harus kuat, salah satu contoh developer properti :

Summarecon, di mana pun membuka proyek baru akan diserbu pembeli walaupun banyak pemain baru entah developer dalam maupun luar macam developer Jepang & China. 

Soetjitto Nagaria sang chairman & owner mempunyai filosofi saya mesti belajar sungguh-sungguh, bekerja sungguh-sungguh, dan berusaha menjadi seorang yang berguna bagi masyarakat. 

Saya mesti berbuat sesuatu yang berguna dalam masyarakat. Dia menerapkan komitmen perusahaan, kejujuran karyawan, zero complain dan fokus pada bisnis properti.

Kesimpulan

Sejatinya banyak perusahaan bertumbangan dengan adanya krisis tahun ini, yang perlu mendapat kewaspadaan adalah seberapa besar kekuatan perusahaan mempunyai cadangan keuangan selama krisis, karena bisa krisis merupakan siklus sepuluh tahunan. 

Perusahaan harus menyiapkan skenario kedua apakah core business masih relevan dijalankan, ataukah perlu diversifikasi produk.

Sumber :

1. https://ekonomi.kompas.com

2. https://kumparan.com

3. https://www.dewaweb.com

4. https://news.detik.com

5. http://www.smsm.co.id

7.https://properti.kompas.com

8. https://industri.kontan.co.id

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun